Suara.com - Pemerintah telah mencanangkan Indonesia bisa masuk sebagai daftar negara maju di 2024. Namun, sepertinya target ini hanya angin belaka, karena Indonesia bisa terperangkap di negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, untuk bisa keluar dari perangkap itu pendapata nasional bruto Indonesia harus tembus 7.500 dolar AS.
Namun, berdasarkan data Bank Dunia, GNI per kapita Indonesia baru mencapai 4.580 dolar AS pada 2022. Sehingga masih kekurangan 2.000 dolar AS untuk keluar dari perangkap itu.
Dengan kekurangan yang begitu besar itu, Suharso merasa khawatir target negara maju tak bisa tercapai.
"Kalau ini enggak tercapai, kami khawatir, seperti kekhawatiran kita semua," ujarnya dalam rapat kerja yang dikutip, Jumat (14/6/2024).
Suharso melanjutkan, untuk menjadi negara maju, setidaknya Indonesia perlu mengumpulkan pendapatan nasional bruto per kapita 26.000 dolar AS.
"Kalau kita bisa mencapai 7.500 dolar AS per kapita, maka window opportunity dalam 2025 ke 2029 mudah-mudahan membawa kita on track mencapai (GNI per kapita) 26.000 dollar AS ke atas pada 2045," imbuh dia.
Suharso juga melihat, kekhawatiran tak bisa menjadi negara maju bisa terwujud, terlebih jumlah populasi dunia terus bertambah.
"Kalau kita tidak aware, kita lewat itu, saya setuju itu," pungkas dia..
Baca Juga: Selalu Jadi Biang Kerok, Pemerintah Tengah Godok Satu Data Pangan
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya