Suara.com - Masalah data yang berkepanjangan menjadi hambatan utama dalam pengambilan kebijakan pangan di Indonesia, kondisi ini terus terjadi hingga saat ini.
Untuk itu pemerintah saat ini sedang menggodok Satu Data Pangan sebagai data master yang akan digunakan para pemangku kepentingan untuk membuat kebijakan sektor pangan di Indonesia.
Chief Data and Governance Officer Satu Data Indonesia Bappenas/PPN Dini Maghfirra mengatakan nantinya Satu Data Pangan diharapkan dapat memecahkan masalah pertanian di RI, sehingga masalah stok hingga harga pangan tidak terjadi dikemudian hari.
"Sekarang kita sedang membuat Satu Data Pangan, tapi kita terlebih dahulu mencari produsen data yang memang biasa menghasilkan data (pertanian) agar kebijakan yang dikeluarkan akurat," kata Dini dalam forum diskusi Ruang Gagasan bertajuk 'Pertanian Cerdas Untuk Masa Depan Generasi Muda' yang diselenggarakan Core Indonesia X Suara.com secara virtual pada Kamis (13/6/2024).
Untuk itu, Maghfirra juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat, dalam mencapai data pangan yang akurat untuk mencapai kemandirian pangan nasional.
"Kita harus bekerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada dan membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan." katanya.
Salah satu contoh permasalahan data pangan yang kerap terjadi adalah data produksi padi. Data dari BPS dan Kementerian Pertanian seringkali berbeda, sehingga membingungkan para pemangku kepentingan.
Hal ini terkadang membuat sulit untuk mengetahui berapa banyak padi yang sebenarnya diproduksi di Indonesia, yang berakibat pada kesulitan dalam menentukan kebijakan yang tepat terkait impor beras.
Selain itu kata Dini pemerintah juga tengah menggodok digitalisasi data pangan yang akan menjadi kunci untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan data yang akurat dan mudah diakses, berbagai pihak terkait dapat mengambil keputusan yang tepat dan strategis dalam pengelolaan pangan.
Baca Juga: Masalah Pangan RI: Terjebak dalam Pusaran Harga
"Digitalisasi data pangan merupakan langkah penting untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan kerjasama dari semua pihak, diharapkan digitalisasi data pangan dapat segera terwujud dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak