Suara.com - Indofarma (INAF) adalah anak perusahaan PT Bio Farma (Persero) yang merupakan bagian dari Holding BUMN Farmasi dan bergerak di bidang alat kesehatan. Profil Indofarma menarik untuk diketahui lantaran perusahaan ini sedang menjadi topik perbincangan yang hangat.
Bagaimana tidak, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Indofarma Tbk yang diadakan pada 25 Juli 2024 lalu diketahui tidak berjalan sesuai harapan. Ketidakhadiran PT Bio Farma (Persero), yang merupakan pemegang saham mayoritas, menyebabkan kekacauan dalam RUPST dan menunda beberapa keputusan penting.
Absennya Bio Farma dalam RUPST jelas saja menimbulkan banyak pertanyaan, yang diperparah dengan larangan bagi beberapa investor publik untuk masuk ke ruang rapat.
Bio Farma sendiri merupakan pemegang saham A Dwiwarna dan pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 80,6 persen atas saham INAF. Pada RUPST tahun buku 2023, yang diadakan pada 25 Juli 2024, tidak tercapai kuorum karena hanya 425.980.005 saham atau 13,7 persen dari seluruh saham yang hadir.
Akibatnya, INAF harus kembali menggelar RUPST tahun buku 2023 paling cepat 10 hari dan paling lambat 21 hari sejak 25 Juli 2024.Penasaran, seperti apa profil perusahaan ini? Berikut ulasab selengkapnya.
Sejarah Indofarma
Perusahaan ini didirikan pada 11 Juli 1918 sebagai pabrik salep dan kasa pembalut di kawasan Centrale Burgerlijke Ziekenhuis, yang kini disebut RS Cipto Mangunkusumo.
Pada tahun 1931, pabrik tersebut dipindahkan ke Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, dan mulai memproduksi tablet serta injeksi. Selama pendudukan Jepang di Indonesia, pabrik ini dikelola oleh Takeda Pharmaceutical Company.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1950, pabrik tersebut diambil alih oleh Departemen Kesehatan dan dinamai "Pusat Produksi Farmasi," yang memproduksi obat-obatan esensial. Pada 11 Juli 1981, status pabrik diubah menjadi perusahaan umum (Perum) dengan nama "Indonesia Farma" (Indofarma).
Baca Juga: Produsen Vaksin Terbesar di Indonesia, Ini Profil Bio Farma dan Perkiraan Gaji Karyawannya
Lalu pada tahun 1988, perusahaan ini mendirikan pabrik baru di Cibitung, Bekasi, yang mulai beroperasi pada tiga tahun berikutnya. Pada tahun 1996, status perusahaan berubah kembali menjadi persero.
Pada tahun 2000, perusahaan memperluas usahanya ke bidang distribusi dan perdagangan farmasi dengan mendirikan PT Indofarma Global Medika (IGM). Pada 17 April 2001, perusahaan ini resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Kemudian pada tahun 2012, perusahaan mulai mengkomersialisasikan unit bisnis yang memproduksi alat-alat pabrik farmasi dengan nama Indomach. Pada tahun 2013, melalui IGM, perusahaan mendirikan PT Farmalab Indoutama yang bergerak di bidang laboratorium pengujian ekivalensi dan klinis.
Beberapa tahun lalu, tepatnya pada 31 Januari 2020, pemerintah menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini kepada Bio Farma sebagai bagian dari upaya pembentukan holding BUMN di sektor farmasi.
Produk Indofarma
Indofarma Tbk (INAF) merupakan perusahaan yang beroperasi di sektor farmasi sejak tahun 1918. Seiring waktu, perusahaan ini telah memperluas bisnisnya ke bidang farmasi, diagnostik, alat kesehatan, dan industri makanan.
Berita Terkait
-
Produsen Vaksin Terbesar di Indonesia, Ini Profil Bio Farma dan Perkiraan Gaji Karyawannya
-
RUPST Indofarma Kacau Balau! Pemegang Saham Mayoritas Bio Farma Tak Hadir, Investor Dilarang Masuk
-
Mau Diselamatkan Erick Thohir dari Jurang Kebangkrutan, Rugi Usaha Indofarma Kian Bengkak Hingga Rp603 Miliar
-
KB Bank Gelar RUPST, Berikut Sejumlah Pertumbuhan Kinerja dan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan
-
JIEP Bukukan Pendapatan Rp 255 Miliar di 2023 Naik 126%
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
BRI Beri Cashback Main Padel Pakai BRImo, Cek Promonya di Jakarta Sampai Bali
-
Apa Itu Family Office yang Diusulkan Luhut Pandjaitan? Menkeu Purbaya Menolak Modali dengan APBN
-
Family Office Usulan Luhut Ditolak Menkeu, Apa Itu Gerbang Investasi Bebas Pajak Orang Super Kaya?
-
8 Fakta Family Office: Ide Luhut untuk Crazy Rich, Anggaran APBN Ditolak Purbaya
-
TPA Miliki Peran Strategis Bagi Pengembangan Digitalisasi Rumah Sakit, Admedika Berikan Penjelasan
-
Prabowo Kepergok Bisik-bisik dengan Donald Trump di KTT Perdamaian, Bahas Apa?
-
Awas Tertipu, Hanya Ada 214 Perdagaian yang Berizin OJK
-
Pemerintahan Prabowo Tengah 'Reset' Tata Kelola Sektor Tambang
-
Purbaya Umumkan Nomor WA Khusus, Warga Bisa Lapor Jika Ada Petugas Bea Cukai-Pajak Nakal
-
Pergerakan 4 Saham Ini Dipantau BEI Karena Terus Melonjak, Salah Satunya GIAA