Suara.com - Investasi di Pulau Rempang ternyata belum terealisasi sampai saat ini. Padahal, investasi di wilayah Kepulauan Riau itu sempat menjadi polemik nasional.
Salah satu perusahaan yang akan berinvestasi yaitu Xinyi Group dengan nilai USD 11,6 miliar atau setara Rp 175 triliun. Rencananya, Xinyi Group akan membangun industri kaca dan kaca panel surya.
Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM Yuliot Tanjung mengatakan, investasi Xinyi Group mundur di tahun 2025. Padahal sebelumnya, nota kesepahaman telah ditandatangani pada tahun 2023 silam.
"Target groundbreaking tahun depan. Kita usahakan triwulan I-2025. Tapi kita lihat kondisinya terlebih dahulu. Ini kan banyak yang kita harus selesaikan," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta yang dikutip, Jumay (13/9/2024).
Yuliot menuturkan, kekinian pemerintah juga tengah membereskan masalah lahan yang menjadi lokasi pembangunan industri tersebut.
Selain itu, pemerintah juga telah membayarkan ganti rugi kepada masyarakat dari lahan yang telah dibebaskan.
"Yang di Rempang kan kita lagi menyiapkan lokasinya terlebih dahulu. Untuk lokasi pelepasan kawasan hutannya kan sudah. Ini ada masyarakat yang berkebun di kawasan hutan ini kan harus kita selesaikan. Dan juga sebagian ganti rugi kepada masyarakat itu sudah dilaksanakan," imbuh dia.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengklarifikasi soal investasi Xinyi Group Rp 175 triliun di Pulau Rempang, Batam. Dia dituduh berbohong soal nilai investasi yang ramai dibahas di media sosial.
Namun, Bahlil secara tegas menjawan bahwa, sejak dirinya menjadi Menteri Investasi tidak ada investasi yang tak lolos atau tak terealisasi.
Baca Juga: Menko PMK: Tak Ada Jaminan Kenaikan Investasi Serap Tenaga Kerja
"Ini penting saya luruskan, agar seolah-olah ada orang bilang saya bodoh katanya. Ada yang bilang ini menteri investasi bodoh atau bohong. Saya mau kasih tahu pimpinan, sejak saya jadi menteri investasi, mana pernah saya bohongi publik atau bohong terhadap investasi yang telah saya sampaikan kemudian tidak terealisasi," kata dia.
Bahlil memaparkan, investasi rempang sebenarnya terbagi dalam berapa sisi dan dilakukan secata grup. Selain pabrik kaca panel surya, Xinyi Group juga membangun kawasan terintegrasi, mulai dari pemrosesan pasir silika, industri soda abu, industri kaca float.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok