Suara.com - PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field memperkuat komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat melalui Program Pengembangan Tani Hutan Kelulut Sangatta (Prolekta), yang dilaksanakan di kawasan Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur.
Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan budidaya lebah kelulut sekaligus mendukung pengembangan pariwisata edukatif di area konservasi tersebut. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada perekonomian lokal dan lingkungan sekitar.
Prolekta dimulai pada 2021 dengan fokus awal pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan keterampilan para petani kelulut melalui pelatihan budidaya dan keamanan pangan.
Berawal dari perbaikan sistem budidaya yang kurang efisien, program ini berhasil melahirkan berbagai inovasi, termasuk alat hisap madu sederhana yang kini telah mendapatkan hak paten. Program ini juga didukung oleh kegiatan edukasi untuk meningkatkan pemahaman petani tentang teknik budidaya yang berkelanjutan.
Manager Sangatta Field, Cahyo Nugroho, menegaskan bahwa program CSR yang dikembangkan PEP Sangatta Field berlandaskan hasil pemetaan sosial di wilayah operasi perusahaan.
“Dengan memahami kebutuhan masyarakat lokal, kami bisa memastikan bahwa program yang dijalankan benar-benar berdampak positif dan sesuai dengan potensi lokal yang ada,” ujarnya.
Program ini juga mengedepankan aspek keberlanjutan dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, UMKM, dan masyarakat.
Pada 2022, pengembangan Prolekta semakin luas dengan inisiasi gerakan Satu Orang Satu Pohon dan inovasi alat panen madu yang efisien.
Program ini juga merambah sektor pariwisata melalui Eduwisata Budidaya Kelulut, yang memberikan pengalaman edukatif kepada pengunjung tentang budidaya lebah kelulut dan pengelolaan lingkungan.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Bersama Mandiri Luncurkan Kartu Kredit Co-Brand MyPertamina
Pengunjung dapat belajar langsung dari para petani kelulut yang dilatih sebagai edukator, termasuk dari kelompok rentan yang kini terlibat dalam pengelolaan wisata ini.
Pada 2023 menjadi momen penting bagi Prolekta dengan diperkenalkannya lima subunit usaha baru. Elis Fauziyah, Head of Communication Relations & CID Zona 9, menyebutkan bahwa subunit ini mencakup UMKM Produsen Madu Kelulut, Gerai Kreativitas Produk Khas Kutai Timur & Cafetaria Zero Waste, serta Depot Energi dan Bank Sampah Sederhana Trigona.
Masing-masing subunit ini memiliki peran penting dalam mendukung keberlanjutan program, mulai dari produksi madu, pengelolaan limbah, hingga edukasi lingkungan bagi masyarakat dan wisatawan.
Salah satu pencapaian signifikan Prolekta adalah keberhasilannya mengurangi emisi karbon sebesar 0,15172 ton CO2 eq per tahun melalui pengolahan limbah domestik dan pengelolaan sampah plastik menjadi media tanam.
Elis juga menekankan pentingnya program ini dalam memberdayakan 25 orang secara langsung, terutama dalam pengembangan produk-produk lokal seperti madu kelulut dan produk turunannya.
Triyono, Ketua Kelompok Tani Hutan Trigona Reborn, mengungkapkan Program Prolekta tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi petani kelulut tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan. Program ini memberikan dampak besar bagi pengembangan pariwisata edukatif yang bertanggung jawab.
“Kami dengan senang hati menerima wisatawan yang ingin belajar tentang budidaya lebah kelulut, namun tetap mengutamakan kesejahteraan koloni lebah,” kata Triyono.
Pengembangan eduwisata kelulut juga berhasil menarik minat sekitar 1.400 pengunjung setiap tahunnya. Selain memberikan manfaat edukasi, sektor ini berkontribusi pada ekonomi lokal melalui penjualan produk-produk kreatif khas Kutai Timur dan makanan olahan berbahan dasar madu kelulut, seperti kukis jahe, teh madu kelulut, dan brownis madu kelulut.
Program Prolekta juga turut mendukung pengembangan teknologi baru dan inovasi keberlanjutan di sektor peternakan lebah kelulut. Selain dua paten sederhana yang sudah diraih, program ini terus mengembangkan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk.
Dengan keberlanjutan sebagai fokus utama, PEP Sangatta Field berupaya menjadikan Prolekta sebagai model program CSR yang mandiri dan berdampak jangka panjang.
Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk SKK Migas dan pemerintah daerah, program ini diharapkan dapat terus berkembang, memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
Minat Masyarakat untuk Menabung di Bank Turun pada September 2025, Apa Penyebabnya?
-
RI Punya Banyak Keunggulan Jadi Pusat Perdagangan Aset Kripto di Asia Tenggara
-
BP BUMN Tak Punya Wewenang Awasi Kinerja Perusahaan Pelat Merah
-
MMSGI Terus Gali Potensi Ekonomi Baru untuk Masyarakat Sekitar Operasional
-
Harga Emas Hari Ini Turun Berjamaah: Emas Antam Turun Tipis, Galeri 24 Paling Anjlok
-
The Fed Pangkas Suku Bunga! Ini Imbasnya ke Ekonomi Indonesia
-
Karyawan Dapur MBG Dapat BPJS Kesehatan dan TK? Ini Rinciannya
-
Konsumsi BBM Diperkirakan Naik Saat Gelaran MotoGP Mandalika
-
Omongan Menkeu Purbaya Soal Data Subsidi LPG Sejalan dengan Sri Mulyani
-
Soal Penyebab Kilang Minyak Dumai Terbakar, Bahlil: Tanya ke Pertamina!