Bisnis / Makro
Kamis, 02 Oktober 2025 | 19:24 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. [Suara.com/Yaumal]
Baca 10 detik
  • Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saling lempar sanggahan soal besaran subsidi LPG 3 Kg.
  • Menurut data yang Menkeu Purbaya harga asli (keekonomian) satu tabung LPG 3 Kg mencapai Rp42.750.
  • Bahlil secara implisit membantah angka yang diungkapkan oleh Menkeu Purbaya. Ia menyindir bahwa data yang digunakan Menkeu kemungkinan keliru.

Suara.com - Sebuah perselisihan data terbuka terjadi antara dua menteri di Kabinet Merah Putih terkait harga keekonomian LPG 3 Kg atau yang akrab disebut 'gas melon'.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saling lempar sanggahan soal besaran subsidi yang ditanggung negara.

Kontroversi ini mencuat setelah Menkeu Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Selasa (30/9/2025) membeberkan data yang mengejutkan publik.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berbicara dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025). [Antara/Rivan Awal Lingga]

Menkeu Purbaya yang baru menjabat, secara blak-blakan mengungkapkan besaran subsidi yang ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut data yang disampaikannya, harga asli (keekonomian) satu tabung LPG 3 Kg mencapai Rp42.750.

Karena adanya subsidi dari pemerintah sebesar kurang lebih Rp30.000, masyarakat hanya perlu membayar di kisaran Rp12.750 per tabung (Harga Eceran Tertinggi/HET di pangkalan). Purbaya menegaskan, subsidi ini mencapai 70% dari harga keekonomian, menunjukkan besarnya keberpihakan fiskal negara.

Tak butuh waktu lama, sanggahan langsung datang dari Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang kementeriannya bertanggung jawab penuh atas tata kelola dan distribusi LPG 3 Kg.

Bahlil, yang ditemui di Jakarta pada Kamis (2/10/2025), secara implisit membantah angka yang diungkapkan oleh Menkeu Purbaya. Ia menyindir bahwa data yang digunakan Menkeu kemungkinan keliru.

"Itu mungkin Menkeunya salah baca data itu. Biasalah kalau, ya mungkin butuh penyesuaian. Mungkin Menkeunya belum dikasih masukan oleh Dirjennya dengan baik atau oleh timnya," ujar Bahlil.

Bahlil menegaskan bahwa kementeriannya (ESDM) sedang mematangkan data subsidi, yang salah satunya berkoordinasi dengan BPS. Ia mengisyaratkan bahwa data yang disajikan oleh Kemenkeu belum mencerminkan angka terkini atau yang sedang diproses.

Baca Juga: Vivo dan BP AKR Batal Beli BBM Pertamina, Protes Kandungan Etanol

Menariknya, data yang diungkapkan oleh Menkeu Purbaya sebenarnya sejalan penuh dengan Menkeu pendahulunya, Sri Mulyani Indrawati. Pada awal tahun 2025, Sri Mulyani juga pernah menegaskan bahwa harga eceran LPG 3 Kg adalah Rp12.750, padahal harga seharusnya (keekonomian) adalah Rp42.750 per tabung.

Eks Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis (18/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Bahkan, Sri Mulyani membeberkan bahwa realisasi penyaluran dana subsidi LPG 3 Kg sepanjang tahun 2024 mencapai Rp80,2 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa subsidi bukan hanya melindungi kelompok rentan, tetapi juga dinikmati secara signifikan oleh kelompok kelas menengah.

Load More