Bisnis / Makro
Kamis, 02 Oktober 2025 | 21:29 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kiri) menerima memori jabatan dari pejabat lama Sri Mulyani Indrawati saat serah terima jabatan di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (9/9/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Terjadi perselisihan data terbuka mengenai harga keekonomian LPG 3 Kg antara Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
  • Bahlil secara implisit membantah dan menyindir data yang diungkapkan oleh Menkeu Purbaya.
  • Data yang diungkapkan Menkeu Purbaya tentang besarnya subsidi LPG 3 Kg sejalan dengan data Menkeu sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati.

Suara.com - Sebuah 'perang dingin' data terbuka terjadi di Kabinet Merah Putih menyusul pengungkapan besaran subsidi LPG 3 Kg atau 'gas melon'.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saling lempar sanggahan soal biaya riil gas rakyat.

Kontroversi ini mencuat setelah Menkeu Purbaya, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Selasa (30/9/2025), membeberkan angka yang mengejutkan.

Menurut data Kemenkeu, harga asli (keekonomian) satu tabung LPG 3 Kg mencapai Rp42.750.

Karena adanya subsidi masif dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar kurang lebih Rp30.000, masyarakat hanya membayar di kisaran Rp12.750 per tabung (Harga Eceran Tertinggi/HET).

Purbaya menegaskan, subsidi ini mencapai 70% dari harga keekonomian, sebuah angka yang menunjukkan keberpihakan fiskal yang luar biasa besar.

Tak butuh waktu lama, sanggahan langsung datang dari Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang bertanggung jawab penuh atas tata kelola LPG.

Bahlil secara implisit membantah angka yang diungkapkan Menkeu Purbaya.

"Itu mungkin Menkeunya salah baca data itu. Biasalah kalau, ya mungkin butuh penyesuaian. Mungkin Menkeunya belum dikasih masukan oleh Dirjennya dengan baik atau oleh timnya," ujar Bahlil dengan nada menyindir di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Baca Juga: Soal Penyebab Kilang Minyak Dumai Terbakar, Bahlil: Tanya ke Pertamina!

Bahlil menegaskan bahwa kementeriannya sedang mematangkan data subsidi, salah satunya melalui koordinasi dengan BPS, mengisyaratkan bahwa data yang disajikan Kemenkeu belum mencerminkan angka terkini.

Menariknya, angka yang kini diungkapkan oleh Menkeu Purbaya sebenarnya sejalan penuh dengan data yang pernah disampaikan oleh Menkeu pendahulunya, Sri Mulyani Indrawati.

Pada awal tahun 2025, Sri Mulyani juga pernah menegaskan bahwa harga eceran LPG 3 Kg adalah Rp12.750, sementara harga seharusnya adalah Rp42.750 per tabung.

Bahkan, Sri Mulyani membeberkan bahwa realisasi penyaluran dana subsidi LPG 3 Kg sepanjang tahun 2024 mencapai Rp80,2 triliun.

Load More