Suara.com - Sektor perbankan Indonesia menunjukkan kinerja yang positif di tengah peralihan pemerintahan. Survei Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa penyaluran kredit baru pada kuartal ketiga tahun 2024 mengalami pertumbuhan signifikan, terutama didorong oleh peningkatan permintaan kredit konsumsi, khususnya untuk pembelian rumah.
Merujuk pada survei Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit baru pada triwulan III 2024 mengalami pertumbuhan positif. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru yang mencapai 80,6%. Peningkatan ini terutama didorong oleh kredit konsumsi, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Standar penyaluran kredit pada triwulan IV 2024 diperkirakan akan sedikit lebih ketat dibandingkan dengan periode sebelumnya, yang terlihat dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 2,2%.
Sebagian besar aspek kebijakan penyaluran kredit diharapkan akan lebih ketat, terutama dalam hal persyaratan administrasi. Namun, suku bunga kredit, biaya persetujuan kredit, dan jangka waktu kredit diperkirakan akan lebih longgar.
Survei juga menunjukkan bahwa responden optimis terhadap pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2024. Mereka memperkirakan outstanding kredit akan terus meningkat, didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi yang baik serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.
Di sisi lain, pembentukan kabinet baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga menjadi sorotan.
Pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk mengakomodasi program-program kabinet baru, termasuk kemungkinan pembentukan kementerian baru. Namun, jumlah menteri yang cukup besar menimbulkan pertanyaan mengenai potensi beban anggaran negara.
Pertumbuhan kredit yang positif dan pembentukan kabinet baru menjadi dua isu penting yang saling terkait. Pemerintah perlu menyeimbangkan antara mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit dengan menjaga stabilitas keuangan negara.
Langkah-langkah strategis diperlukan untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berjalan berkelanjutan dan inklusif.
Baca Juga: Jadi Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana Mundur dari Komisaris TLDN
Peningkatan Daya Beli Masyarakat
Selain penurunan suku bunga acuan, faktor lain seperti peningkatan daya beli masyarakat dan proyek-proyek infrastruktur pemerintah juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan kredit.
Meskipun prospek pertumbuhan kredit terlihat positif, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti peningkatan risiko kredit akibat kondisi ekonomi global yang tidak pasti dan potensi gelembung aset di sektor properti.
Pertumbuhan kredit yang kuat dapat mendorong inflasi. Oleh karena itu, BI perlu mewaspadai perkembangan inflasi dan siap untuk menyesuaikan kebijakan moneter jika diperlukan.
Saat ini, kabinet baru era Prabowo Subianto dihadapkan pada tantangan yang kompleks, seperti mengatasi dampak pandemi COVID-19, mengurangi tingkat pengangguran, dan meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi.
Kesimpulannya, kabar baik mengenai pertumbuhan kredit menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia.
Namun, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan pertumbuhan ini berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, kabinet baru juga perlu segera menyusun program-program prioritas yang dapat memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Masuk Prolegnas, RI Bakal Punya UU Transportasi Online Tahun Ini
-
Strategi Pemerintah Atasi Biang Kerok Kebakaran Hutan
-
Sempat Viral Diisukan PHK Massal, Gudang Garam Bongkar Faktanya
-
Banyak Obat Diet Tiruan, Perusahaan Farmasi Ini PHK 9.000 Karyawan
-
Update Harga Emas Pegadaian Hari Ini: Antam, UBS, Galeri24 Kompak Makin Murah!
-
Beras SPHP Mulai Tersedia di Minimarket dan Supermarket, Cek Harganya
-
GoPay Himpun Dana Zakat dan Donasi Rp 129 Miliar Sepanjang 2024
-
Jangan Ketinggalan! 3 Link DANA Kaget Hari Ini, Saldo Rp199 Ribu Siap Masuk Dompet Digital
-
Holding Singapura Berencana Akuisisi Saham MAPI, Berpotensi Picu Tender Offer
-
Gebrakan Menkeu Baru Salurkan Rp 200 T ke Bank Himbara, Apa Dampaknya?