- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 15 Desember 2025, mencapai level 8.667 atau naik 0,18 persen hingga pukul 09.15 WIB.
- Pada perdagangan pagi tersebut, tercatat transaksi 8,94 miliar saham senilai Rp 5,55 triliun dengan 228 saham menguat dan 335 melemah.
- Proyeksi IHSG pekan ini diperkirakan konsolidasi terbatas antara level 8.550 hingga 8.700 akibat sentimen global dan domestik.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal sesi perdagangan, Senin, 15 Desember 2025. IHSG menguat di level 8.705.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.15 WIB, IHSG terap menghijau di level 8.667 atau naik 0,18 persen dari penutupan pekan kemarin.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 8,94 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 5,55 triliun, serta frekuensi sebanyak 594.600 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 228 saham bergerak naik, sedangkan 335 saham mengalami penurunan, dan 394 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, VINS, IATA, CARE, MBSS, MITI, RLCO, MGMA, NATO, CSIS, LAPD.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, SAFE, KETR, YPAS, BESS, KIJA, NIRO PSDN, SOUL, ISAP, PGUN.
Proyeksi IHSG
Pergerakan IHSG pada pekan ini diperkirakan bergerak terbatas dengan kecenderungan konsolidasi, seiring pelaku pasar mencermati sentimen global dan domestik yang masih berimbang.
Mengutip riset Phintraco Sekuritas,IHSG diproyeksikan bergerak dengan level resistance di 8.750, pivot di 8.600, dan support di 8.500.
Baca Juga: Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
Dari global, indeks Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Jumat (12/12) akibat koreksi saham-saham sektor kecerdasan buatan (AI). Kondisi tersebut membuat pergerakan indeks bursa AS cenderung mixed sepanjang pekan lalu.
Koreksi ini dinilai sebagai indikasi rotasi sektor, di mana investor mulai mengalihkan dana ke saham-saham cyclical yang lebih sensitif terhadap siklus ekonomi, sekaligus melakukan profit taking pada saham berorientasi pertumbuhan, termasuk saham terkait AI.
Sejalan dengan itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun (U.S. 10-year Bond Yield) tercatat naik 4 basis poin ke level 4,188 persen. Sementara harga emas spot menguat sekitar 0,3 persen ke level US$4.293 per troy ounce pada akhir pekan lalu.
Pada pekan ini, perhatian investor global tertuju pada rilis sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat, di antaranya data nonfarm payrolls untuk periode Oktober dan November 2025. Selain itu, pasar juga akan mencermati rilis data retail sales, inflasi, serta indeks PMI.
Keputusan kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia seperti European Central Bank (ECB), Bank of England (BoE), dan Bank of Japan (BoJ) juga diperkirakan akan memengaruhi sentimen pasar.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia serta data pertumbuhan kredit perbankan yang dijadwalkan rilis pada 17 Desember 2025. Di sisi lain, aksi korporasi emiten diperkirakan masih akan menjadi salah satu katalis pergerakan IHSG.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Irjen Kementan Kawal Distribusi Bantuan Langsung dari Aceh: Kementan Perkuat Pengawasan
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik