Suara.com - Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya tirai penutup diturunkan bagi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Perusahaan yang pernah menjadi kebanggaan bangsa ini resmi dinyatakan pailit oleh pengadilan.
Siapa saja pemegang saham Sritex kemudian menjadi pertanyaan karena perusahaan ini punya hubungan kuat dengan pusara kekuasaan terutama sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menariknya dalam kontestasi Pemilu 2024 lalu, para direski dan karyawan Sritex kompak mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Kala itu Gibran didampingi istri Selvi Ananda mengunjungi pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo. Direksi dan ribuan karyawan antusias menyambut Gibran sejak di gerbang masuk.
Pemegang Saham Sritex
Melansir berbagai sumber,pemegang saham Sritex terbesar adalah PT.Huddleston Indonesia (59,03 persen), publik (39,89 persen), Iwan Setiawan (0,53 persen), Iwan Kurniawan Lukminto (0,53 persen), Vonny Imelda Lukminto (0,01 persen), Lenny Imelda Lukminto (0,01 persen), dan Margaret Imelda Lukminto (0,01 persen).
Sritex dan produk – produknya yang mendunia menjadi kebanggaan nasional, khususnya warga Solo. Hubungan para pendiri Sritex dengan Joko Widodo pun terjalin harmonis bahkan sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi kerap menyerukan untuk mencintai produk dalam negeri, dengan membawa nama Sritex.
Sebagai contoh, Sritex terlibat dalam proyek strategis produksi merchandise Asian Games 2018. Di masa pandemi Covid – 19 pun produksi Sritex sempat beralih menjadi masker dan alat pelindung diri (APD) yang dikenakan oleh tenaga medis secara nasional.
Namun, masa kejayaan Sritex sepertinya hanya tinggal cerita lampau. Sritex telah lama berkutat dengan masalah keuangan. Pada September 2023, ekuitas perusahaan tercatat negatif, menandakan defisit modal dan kondisi perusahaan yang kritis. Utang Sritex mencapai US$1,54 miliar (Rp24,3 triliun), jauh melebihi asetnya yang hanya US$653,51 juta (Rp10,33 triliun).
Baca Juga: Nasib Nahas BUMN Tesktil Primissima: Terancam Bangkrut dan PHK 402 Karyawan
Penurunan drastis kinerja Sritex dipicu oleh beberapa faktor, termasuk pandemi Covid-19 yang menghantam industri tekstil global. Persaingan ketat di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga memperparah kondisi keuangan perusahaan. Pailitnya perusahaan tekstil raksasa ini tentu menjadi pukulan besar bagi industri tekstil nasional, serta ribuan karyawan yang menggantungkan hidupnya pada Sritex.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen
 - 
            
              BSU Rp600 Ribu Cair November 2025? Cek Informasi Terbaru dan Syarat Penerima
 - 
            
              Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T
 - 
            
              Negara Tanggung Jawab Siap Lunasi Utang Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 119,35 Triliun