Suara.com - PT Bank INA Perdana Tbk. (BINA) mengalami peningkatan signifikan pada rasio kredit bermasalah (NPL) dalam setahun terakhir.
Dalam laporan keuangan emiten bank milik Salim Group ini menunjukkan NPL nett Bank INA melonjak tajam dari 0,55% pada September 2023 menjadi 3,00% pada September 2024, atau naik 250 basis poin (bps). Kenaikan ini merupakan yang paling tajam di antara bank-bank sejenis.
Tidak hanya NPL nett, rasio NPL gross Bank INA juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari 1,99% menjadi 4,46% dalam periode yang sama.
Lonjakan NPL ini mengindikasikan semakin banyak nasabah yang kesulitan membayar utang, yang dapat menjadi sinyal adanya potensi masalah dalam kinerja keuangan bank.
Meskipun terjadi lonjakan kredit macet, BINA masih terlihat cukup gencar dalam penyaluran kreditnya. Hingga periode itu tercatat Bank Ina telah menyalurkan kredit sebesar Rp13,25 triliun, naik 7,63% yoy dari sebelumnya Rp12,31 triliun.
Namun peningkatan NPL yang signifikan ini dapat menghambat pertumbuhan laba bank. Hal ini dikarenakan bank perlu menyisihkan cadangan untuk menutupi potensi kerugian akibat kredit macet.
Hal itu terbukti dari raihan laba bersih yang mengalami penurunan sebesar 35,34% dari Rp170,49 miliar pada September 2023 menjadi Rp110,23 miliar pada September 2024.
Sementara pendapatan bunga bersih Bank Ina juga tercatat menurun menjadi Rp535,96 miliar dari raihan Rp541,84 miliar pada tahun sebelumnya. Pendapatan bunga meningkat 13,6% menjadi Rp1,42 triliun dibandingkan Rp1,25 triliun tahun lalu, namun beban bunga yang juga naik signifikan menjadi Rp886,36 miliar dari Rp717,81 miliar berkontribusi pada penurunan pendapatan bunga bersih.
Total pendapatan operasional lainnya turun menjadi Rp34,02 miliar dari Rp46,37 miliar. Rincian pendapatan ini meliputi keuntungan dari penjualan efek-efek dengan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dan laba rugi bersih, yang menurun menjadi Rp9,46 miliar dari Rp22,85 miliar tahun sebelumnya.
Baca Juga: 20 Gerai Pizza Hut Indonesia Tutup, Aksi Boikot Sukses?
Secara aset Bank Ina mengalami penurunan sebesar 4,75% yoy menjadi Rp22,44 triliun dari sebelumnya Rp23,56 triliun.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rezeki dari DANA Kaget Hari Ini, Klaim 6 Linknya Bernilai Rp460 Ribu
-
IHSG Rebound Awal Sesi, Tapi Reshuffle Kabinet Ancam Pelemahan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Lebih Murah Sebesar Rp 2.074.000 per Gram
-
Didik Madiono Ditunjuk Sebagai Plt Ketua Dewan Komisioner LPS, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Akhirnya Pertamina Pasok Minyak Mentah ke SPBU Swasta, Stok BBM Kembali Tersedia?
-
Penjualan Menurun, Foot Locker Tutup 100 Gerai
-
Apindo ke Purbaya Yudhi: Jangan Naikkan Cukai, Dunia Usaha Kian Terjepit
-
Digitalisasi jadi Bukti Distribusi BBM Pertamina Lancar Meski Ada Unjuk Rasa
-
Jumlah Perbankan Terlalu Banyak, OJK Kasih Solusi Merger agar Kinerja Nendang
-
Tak Hanya Rokok, Peredaran Vape Ilegal Makin Liar, Pelaku Usaha Beri Peringatan Keras ke Pemerintah