Suara.com - Sebagian besar altcoin diperkirakan akan melanjutkan tren penurunan hingga akhir Januari 2025. Dalam sebuah unggahan di X pada 10 Desember 2024, Felix Hartmann, pendiri firma modal ventura Hartmann Capital menyebut, menjelaskan, “Beberapa altcoin mungkin akan mengalami kenaikan singkat, tetapi sebagian besar kemungkinan akan mengalami penurunan bertahap atau konsolidasi selama 2 hingga 6 minggu ke depan.”
Menurut dia, meskipun ia mengharapkan beberapa altcoin berada di level yang sedikit lebih rendah, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mulai mengalihkan fokus ke posisi jangka panjang. “Sempurna adalah musuh dari yang baik; jadi, tampaknya ini adalah waktu yang wajar untuk kembali ke bias panjang,” tuturnya.
Pasar altcoin mengalami penurunan dalam 24 jam terakhir, dengan sekitar US$481,62 juta dalam posisi long terpaksa dilikuidasi, menurut CoinGlass. Trader dengan nama samaran "Mister Crypto" menanggapi situasi ini, menyatakan bahwa ini adalah "getaran terakhir sebelum terjadinya breakout eksponensial yang nyata."
Di antara 100 cryptocurrency teratas, beberapa yang mengalami penurunan paling signifikan termasuk Ethena (ENA) yang turun 10,46%, Pepe (PEPE) yang jatuh 10,62%, dan Bonk (BONK) yang anjlok 8,59%, berdasarkan data dari CoinMarketCap.
Performa Bitcoin
Bitcoin (BTC) saat ini diperdagangkan pada harga US$96.663, mengalami penurunan 1,5% dalam 24 jam terakhir. Bitcoin telah berada di bawah level psikologis $100.000 sejak 9 Desember 2024 setelah sebelumnya mencapai angka enam digit pada 5 Desember 2024. Hartmann percaya bahwa Bitcoin memiliki “kemungkinan yang wajar” untuk menguji ulang level $99.000, terutama didorong oleh “short squeezes.”
Trader pasar kripto diprediksi tengah berhati-hati pada langkah selanjutnya, dengan asumsi bahwa jika Bitcoin naik 2,41% dan melewati US$99.000, sekitar $1,53 miliar dalam posisi short akan berisiko dilikuidasi.
"Likuiditas masih sangat besar untuk Bitcoin. Kita tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," ujar Daan de Rover, salah satu pendiri CryptoSea, dikutip via Cointelegraph.
Haartman menegaskan, setiap kenaikan dan penurunan tampaknya mendekatkan pasar pada pengembalian dispersi di pasar cryptocurrency.
Baca Juga: Harga Bitcoin Lampaui 100.000 Dolar AS, Altcoin Season Dimulai
Trader anonim Daan Crypto Trades menyebutkan bahwa biasanya Bitcoin “bergerak 30-50% setelah melewati konsolidasi panjang dalam siklus ini.”
Ia juga mengindikasikan bahwa jika tahun lalu memberikan indikasi yang sama, periode konsolidasi berikutnya harus lebih pendek, diikuti dengan kenaikan baru pada kuartal pertama.
Perubahan Mentalitas Trader
Sementara itu, Daniel Cheung, salah satu pendiri Syncracy Capital, baru-baru ini menyatakan bahwa trader telah beralih ke mentalitas perdagangan “jangka pendek” selama siklus ini. Firma analisis cryptocurrency, Santiment, mengingatkan bahwa jika trader ritel “bereaksi dengan ketakutan” dan menjual cryptocurrency mereka terlalu cepat, hal itu dapat memicu pemulihan yang agresif.
Dengan adanya pendapat dan proyeksi ini, pasar cryptocurrency nampaknya tetap dinamis, dan para trader harus tetap waspada terhadap perubahan yang mungkin terjadi.
Berita Terkait
-
Riset: Masyarakat Indonesia Makin Melek Kripto, Tertinggi Kedua di Asia
-
Harga Bitcoin Meroket, Dogecoin, Sui, Pepe, dan Fantom Ikut Naik?
-
PEPE Naik 128% di Bulan November, Apakah $WEPE akan Jadi Koin Meme Pepe Terbaik di Bulan Desember? Potensi Besar Kripto
-
Memahami Timing Kapitulasi Aset Kripto, Dampaknya, dan Apa yang Harus Anda Lakukan
-
Harga Bitcoin Lampaui 100.000 Dolar AS, Altcoin Season Dimulai
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian NRB Lewat Sinergi Pusat dan Daerah
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!