Suara.com - Pemilik restoran sushi di Tokyo mengatakan mereka telah membayar 21,3 juta dollar AS atau sekitar Rp21 miliar untuk seekor tuna sirip biru berukuran jumbo.
Adapun berat hingga ukurannya seperti sepeda motor atau sekitar seberat 276 kilogram. Penjualan tersebut merupakan harga tertinggi kedua yang pernah dibayarkan pada lelang tahunan tahun baru di Pasar Ikan Toyosu di ibu kota Jepang.
Nantinya ikan tuna jumbo itu akan disajikan di restoran berbintang Michelin Ginza Onodera, serta restoran Nadaman di seluruh negeri.
"Tuna pertama dimaksudkan untuk mendatangkan keberuntungan," kata pejabat Onodera Shinji Nagao dilansir BBC, Senin (6/1/2025).
Harga tersebut merupakan yang tertinggi kedua yang pernah dibayarkan dalam lelang pembukaan tahun ini di pasar ikan utama Tokyo sejak data mulai dicatat pada 1999.
Pembeli besar terus merogoh kocek dalam lima tahun berturut-turut—mendapatkan kesempatan untuk unjuk gigi sekaligus menikmati sorotan media yang menguntungkan di Jepang.
" Kami berharap orang-orang akan memakan tuna - yang ditangkap di wilayah Aomori di Jepang utara - dan "memiliki tahun yang luar biasa," katanya.
Tahun lalu, Grup Onodera membayar 114 juta yen untuk tuna terbaik. Namun, rekor harga lelang tertinggi tercatat pada 2019, ketika tuna sirip biru seberat 278 kilogram terjual seharga 333,6 juta yen, bertepatan dengan pemindahan pasar ikan dari Tsukiji yang legendaris ke fasilitas modern di Toyosu.
Penawaran rekor tersebut dilakukan oleh "Raja Tuna," Kiyoshi Kimura, yang mengelola jaringan restoran Sushi Zanmai di seluruh Jepang. Selama pandemi COVID-19, harga tuna tahun baru turun drastis, hanya mencapai sebagian kecil dari harga tertinggi biasanya, karena masyarakat disarankan untuk tidak makan di luar dan restoran beroperasi terbatas.
Baca Juga: Jepang Krisis Bayi, Pemerintah Sediakan Insentif Rp588 Triliun Goda Pasutri Miliki Anak
Berita Terkait
-
Kok Bisa Hiu Tutul Sering 'Nyasar' ke Pantai Indonesia? Ternyata Ini Alasannya!
-
RI Raup USD 10 Juta dari Jualan Produk Halal di Jepang
-
Ulasan Novel Pachinko, Kisah Tiga Generasi Keluarga Korea di Jepang
-
Konflik China-Jepang Mengeras, Indonesia Terimbas Risiko Ekonomi Asia Timur
-
Danantara Keliling Jepang Jaring Investor Buat Program Prioritas
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!