Suara.com - Ekonom dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menyebut, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot menjadi alarm buat perkonomian Indonesia.
Dirinya menjelaskan, kondisi pasar saham tersebut membuktikan lemahya struktur perekonomian Indonesia. Sehingga, Hidayat menilai bukan dari sentimen global saja, tapi memang perekonomian Indonesia yang tak baik-baik saja.
"Melainkan sinyal alarm bahwa model ekonomi Indonesia terlalu bergantung pada komoditas, minim inovasi, dan terjebak dalam siklus utang untuk membiayai program populis," ujarnya seperti dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (17/3/2025).
Hidayat menuturkan, selama ini perekonomian Indonesia hanya mengandalkan komoditas. Artinya, penerimaan negara masih berasa dari ekspor komoditas mulai dari batu bara, minyak kelapa sawit mentah atau CPO, dan nikel.
Dia melanjutkan, ketika harga komoditas tersebut tengah anjlok, maka saham-saham perusaham pertambangan juga ikut melorot.
"Langsung menggerus kinerja emiten sektor pertambangan yang mendominasi kapitalisasi pasar saham," beber dia.
Hal inilah, bilang Hidayat, yang bisa memaksa ekonomi RI makin terpuruk, karena perincian ekonomi yang lain atau diversifikasi mandek di tengah jalan.
Dia mencontohkan, sektor manufaktur yang harusnya berkontribusi besar terhadap perekonomian justru masih tak bergerak di angka 19 persen.
"Alih-alih mendorong industrialisasi, pemerintah malah mengandalkan kebijakan larangan ekspor mentah (downstreaming) yang justru mematikan daya saing," kata Hidayat.
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Melemah, Investor Tunggu Pernyataan BI Terkait Pelemahan IHSG
Hidayat melanjutkan, program pemerintah yang bersifat populis juga membuat kondisi APBN ikut tergencet defisit. Program seperti, Makan Bergizi Gratis, subsidi energi, bantuan langsung tunai dan bantuan sosial tidak memberikan efek terhadap sektor produktif.
Alhasil, belanja negara terus keluar, tetapi penerimaan dari program yang dijalankan nihil.
"Tak heran, asing terus menarik dana dari pasar saham Indonesia, dengan arus keluar modal asing mencapai Rp10 triliun dalam sebulan terakhir," ucap dia.
Hidayat menambahkan, ambruknya IHSG juga cerminan bahwa investor tidak percaya terhadap kelangsungan ekonomi Indonesia.
"Anjloknya IHSG adalah cermin ketidakpercayaan investor terhadap masa depan ekonomi Indonesia," kata dia.
Sempat Trading Halt
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Hana Bank Optimistis Laba Tumbuh di atas 15 Persen Tahun Ini
-
BCA Syariah Wujudkan Harmoni Digitalisasi dengan Nilai Luhur Spiritual
-
Mayoritas Terus Merugi, Belasan BUMN Asuransi Akan Dipangkas dan Disisakan 3 Saja
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Perlindungan Dana Nasabah di Rekening Dormant
-
Janji Pangkas Waktu Pembayaran Kompensasi ke BUMN, Purbaya: Jangan Rugi Terus!
-
Purbaya Sidak Bank Himbara Secara Acak, Ini 2 Hal yang Dicari
-
DPR Cecar Menkeu Purbaya, Diminta Jangan Cepat Percaya Laporan Anak Buah
-
Diisukan Renggang dengan Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Punya Deretan Bisnis Sukses
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa