Suara.com - Sejak kemunculannya pada tahun 2019, Pi Network telah menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia dengan konsep revolusionernya: menambang mata uang kripto hanya dengan menggunakan ponsel pintar.
Gagasan ini, yang digadang-gadang sebagai upaya untuk mendemokratisasi akses ke dunia kripto, tentu menimbulkan pertanyaan besar: benarkah Pi Network memiliki potensi yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan pemain-pemain besar yang sudah mapan, seperti Bitcoin?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa telaah lebih dalam berbagai aspek Pi Network.
1. Konsep Penambangan yang Inovatif
Salah satu daya tarik utama Pi Network terletak pada mekanisme penambangannya yang unik.
Berbeda dengan Bitcoin yang menggunakan mekanisme Proof-of-Work (PoW) yang membutuhkan daya komputasi tinggi dan konsumsi energi besar, Pi Network mengadopsi model yang lebih ringan dan ramah lingkungan.
Pengguna dapat menambang Pi dengan hanya membuka aplikasi di ponsel mereka sekali sehari dan menekan tombol.
Proses ini diklaim tidak menguras baterai atau data secara signifikan.
Pi Network menggunakan Stellar Consensus Protocol (SCP), sebuah algoritma yang lebih hemat energi dan memungkinkan validasi transaksi melalui jaringan kepercayaan antar pengguna.
Baca Juga: Masih Dibanderol USD0,6, Analis Proyeksikan Harga Pi Network Bisa Naik di Tanggal Ini
2. Aksesibilitas dan Adopsi Massal
Pi Network dirancang dengan fokus pada kemudahan penggunaan dan aksesibilitas.
Dengan menghilangkan kebutuhan akan perangkat keras khusus dan pengetahuan teknis mendalam, proyek ini berhasil menarik puluhan juta pengguna di berbagai belahan dunia.
Filosofi "mata uang digital untuk rakyat" tercermin dalam upaya mereka untuk membuat kripto dapat dijangkau oleh siapa saja yang memiliki ponsel.
Komunitas yang besar dan aktif menjadi salah satu aset berharga bagi potensi pertumbuhan Pi Network di masa depan.
3. Tahapan Pengembangan dan Mainnet
Tag
Berita Terkait
-
Masih Dibanderol USD0,6, Analis Proyeksikan Harga Pi Network Bisa Naik di Tanggal Ini
-
Meski Harganya Anjlok, Pendiri Pi Network Justru Masuk dalam Deretan Milarder
-
Pi Network dan Pi Coin Mencuri Perhatian Lagi, Intip Fakta-Fakta Uniknya
-
Profil Pencipta Pi Coin atau Pi Network, Pesaing Baru Ethereum?
-
Pengamat Bocorkan Strategi Rahasia Pi Network Menjelang Consensus 2025
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Laba SIG Tembus Rp114 Miliar di Tengah Lesunya Pasar Domestik
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun
-
Laba Bank SMBC Indonesia Anjlok Jadi Rp1,74 Triliun
-
Produsen Indomie Kantongi Penjualan Rp90 Triliun
-
OJK Bongkar Maraknya Penipuan Digital, Banyak Pelaku Masih Berusia Muda
-
Bank Mega Syariah Catat Dana Kelolaan Wealth Management Tembus Rp 125 Miliar
-
Pertamina Tindak Lanjuti Keluhan Konsumen, Lemigas Beberkan Hasil Uji Pertalite di Jawa Timur
-
Naik Tips, OCBC Nisp Catat Laba Rp3,82 Triliun