Suara.com - Akses permodalan masih menjadi persoalan utama bagi banyak koperasi di Indonesia. Namun, Koperasi Produsen Tabur Benih Melati di Subang, Jawa Barat, menunjukkan bahwa dukungan pembiayaan yang tepat bisa membawa dampak signifikan.
Sejak menerima dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM (LPDB-KUMKM) pada 2021, koperasi ini berhasil meningkatkan produksi benih padi dari sekitar 1.000 ton menjadi lebih dari 3.000 ton per tahun.
Ketua Pengurus Koperasi Tabur Benih Melati, Khairul Anam Syah, mengatakan bahwa koperasi yang berdiri sejak 2016 itu awalnya dibentuk sebagai upaya untuk mengorganisir petani dan buruh tani agar memiliki kepastian usaha dan penghasilan.
"Sebelumnya produksi kami terbatas, tapi setelah ada bantuan modal dari LPDB, kapasitas dan jangkauan distribusi meningkat," ujarnya seprti dikutip, Selasa (6/5/2025).
Koperasi ini kini memproduksi 14 varietas benih padi dan mendistribusikannya ke berbagai wilayah di Indonesia. Khairul menyebut bahwa kepastian dalam pembelian hasil panen, harga, dan pembayaran kepada petani menjadi salah satu efek positif dari akses modal tersebut.
Saat ini koperasi memiliki lebih dari 30 anggota dan mempekerjakan sekitar 80 pegawai.
Meski demikian, kisah Koperasi Tabur Benih Melati juga menggarisbawahi tantangan struktural yang dihadapi banyak koperasi di sektor pertanian: sulitnya mengakses pembiayaan yang terjangkau dan sesuai kebutuhan.
Laporan LPDB menyebutkan bahwa koperasi produktif di sektor riil masih menghadapi hambatan dalam hal perizinan, kelayakan usaha, dan kesiapan administrasi.
Direktur Utama LPDB, Supomo, mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menjembatani kesenjangan akses modal koperasi melalui penyaluran dana bergulir yang disertai dengan pendampingan.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Modal Usaha Tanpa Jaminan: Solusi untuk Pebisnis Pemula
"Kisah koperasi ini menunjukkan bahwa jika akses modal tersedia dan dikelola dengan baik, koperasi bisa berkembang," imbuh dia.
LPDB mencatat bahwa selain pembiayaan, pendampingan tata kelola dan pelatihan menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat koperasi.
Supomo juga menekankan pentingnya membangun ekosistem koperasi agar tidak hanya bergantung pada pinjaman, tapi bisa berkembang secara mandiri dan profesional.
Saat ini, LPDB menyasar koperasi di sektor-sektor strategis seperti pangan dan pertanian untuk mendukung agenda ketahanan pangan nasional.
Namun, tantangan klasik seperti minimnya literasi keuangan, lemahnya kelembagaan koperasi, dan keterbatasan infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah bersama.
Supomo menambahkan, LPDB terus berupaya memperluas akses pembiayaan kepada koperasi di berbagai sektor strategis melalui pendekatan inklusif, akuntabel, dan pendampingan berkelanjutan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Serapan Baru 70 Persen, Belanja Pemerintah Dikebut di 1 Bulan Terakhir 2025
-
Kuota LPG 3Kg Ditambah 350.000 Ton Tanpa Anggaran Baru
-
BI dan Kementerian Investasi Integrasikan Layanan Perizinan
-
CEO Danantara Sebut Merger GOTO dan Grab Masih Berjalan: Sinyalnya Positif
-
Forum Ekonomi KB Bank Hadirkan Tokoh Nasional Bahas Arah Ekonomi dan Investasi Jelang 2026
-
Waduh, NIlai Tukar Rupiah Diramal Tembus Rp16.800 di Akhir Tahun
-
Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6 Persen, Kalah Optimistis dari Purbaya
-
IHSG Melempem di Akhir Perdagangan Hari Ini Setelah Cetak Rekor, Apa Pemicunya
-
Purbaya Sebut Ekonomi RI Lambat 8 Bulan Pertama 2025 karena Salah Urus, Sindir Sri Mulyani?
-
Harga Cabai Naik Tajam Jelang Libur Nataru