Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Selasa, 6 Mei 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp1.931.000 per gram.
Harga emas Antam itu meroket tinggi Rp26.000 dibandingkan hari Senin, 5 Mei 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp1.780.000 per gram.
Harga buyback itu juga ikut naik tinggi Rp26.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Senin kemarin.
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 gram Rp1.015.500
- Emas 1 Gram Rp1.931.000
- Emas 2 gram Rp3.802.000
- Emas 3 gram Rp5.678.000
- Emas 5 gram Rp9.430.000
- Emas 10 gram Rp18.805.000
- Emas 25 gram Rp46.887.000
- Emas 50 gram Rp93.695.000
- Emas 100 gram Rp187.312.000
- Emas 250 gram Rp468.015.000
- Emas 500 gram Rp935.820.000
- Emas 1.000 gram Rp1.871.600.000
Harga Emas Dunia Mulai Naik
Harga emas dunia mengalami lonjakan signifikan lebih dari 2 persen pada Senin, 5 Mei 2025, mencapai level USD 3.317 per ons. Kenaikan harga emas ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik global yang memicu kecemasan di pasar keuangan.
Seperti yang dilaporkan oleh FXstreet, lonjakan harga emas terjadi setelah serangan Houthi yang menghantam bandara Ben Gurion di Israel akhir pekan lalu. Serangan ini memicu pernyataan balasan dari Israel, yang mengancam akan melakukan serangan darat besar-besaran di Gaza.
Ketegangan yang terus meningkat di kawasan ini turut mendongkrak daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven).
Baca Juga: Harga Emas Antam Mulai Perlahan Naik Hari Ini Dibanderol Rp1.905.000 per Gram
Selain itu, pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang mempertimbangkan tindakan militer untuk menguasai Greenland juga menambah ketidakpastian global. Ketidakpastian politik dan militer seperti ini sering kali mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Harga emas juga didorong oleh keputusan Federal Reserve yang akan datang, dengan pasar mengantisipasi pengaruh keputusan suku bunga pada 7 Mei mendatang. Selama akhir pekan, Presiden Trump kembali mengkritik Bank Sentral AS dan ketuanya, Jerome Powell, meminta agar suku bunga dipangkas untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Meskipun analisis pasar tidak memperkirakan penurunan suku bunga dalam rapat Fed mendatang, ketegangan politik di dalam negeri AS dapat memengaruhi keputusan tersebut.
Sementara itu, kondisi ekonomi AS mulai melambat dengan data Nonfarm Payrolls dan sektor manufaktur yang menunjukkan tanda-tanda pendinginan. Meski demikian, ekonomi AS belum berada dalam kondisi resesi yang parah, yang memberikan dorongan bagi Powell untuk mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat dalam waktu dekat.
Pada sisi lain, pasar Asia mengalami penutupan sebagian besar pada hari Senin karena libur umum, sementara Inggris juga tutup. Dolar Taiwan (TWD) tercatat menguat hingga 5% terhadap Dolar AS (USD), dipicu oleh langkah-langkah intervensi dari bank sentral Taiwan setelah eksportir lokal mulai menjual dolar mereka. Isu ini semakin mempersulit ketegangan perdagangan antara Taiwan dan pemerintahan Trump.
Di sektor pertambangan, perusahaan Gold Road Resources setuju untuk diakuisisi dengan harga USD3,7 miliar oleh Gold Fields, perusahaan asal Afrika Selatan, setelah serangkaian tawaran dan perdebatan antara mitra usaha patungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?