Suara.com - Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) masih optimistis mengejar target ambisius pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen. Meskipun pada kuartal I 2025 tahun ini pertumbuhan ekonomi tercatat masih di bawah 5 persen.
Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kementerian PPN/Bappenas, Effendi Andoko menegaskan bahwa capaian kuartal I 2025 memang sudah dalam proyeksi pemerintah, mengingat saat ini masih berada pada fase awal penguatan fondasi investasi asing dan perdagangan global.
"Kalau yang sesuai dengan Bappenas, memang kuartal I 2025 ini kita masih dalam tahap menggaet atau memfasilitasi banyak perdagangan atau investasi asing. Terutama kita punya PR itu untuk sampai ke 8 persen itu diperhitungkan oleh Bappenas melalui yang bisa dilihat di berita, dari Staf Ahli Bu Siliwanti mengatakan kami inline dengan pernyataan beliau mengenai kebutuhan investasi kita selama 5 tahun ini untuk meningkatkan ekonomi sekitar Rp48 ribu triliun. Jadi sekitar rata-rata per tahun sekitar Rp9.000 triliun. Jadi itu yang dari Bappenas, kita terus meningkatkan hubungan internasional kita," ujar Effendi, Selasa (7/5/2025).
Target tersebut berlaku hingga 2029, yang berarti tantangan masih sangat besar untuk menjaga aliran investasi rata-rata sekitar Rp9.000 triliun per tahun. Untuk itu, pemerintah terus membuka peluang dan memperluas fasilitas investasi dari dalam dan luar negeri.
"Betul, makanya kita harus selalu membuka banyak pintu dan memfasilitasi banyak investasi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri untuk berada di Indonesia. Dan saya kira dari program Makan Bergizi Gratis, di situ bisa menaikkan ekonomi di daerah-daerah. Ketika di daerah bisa terhindar dari kelaparan dan kemiskinan, kita bisa memperkuat yang di perkotaan," tambah Effendi.
Menanggapi kekhawatiran publik terkait potensi resesi, Effendi menampik hal tersebut dan menyampaikan optimisme pemerintah terhadap tren pertumbuhan ekonomi ke depan.
"Kalau selama ini kita selalu optimistis mengenai ekonomi kita terus meningkat. Terutama pemerintah sangat mengambil tindakan aktif untuk penguatan pertanian kita, pangan, melalui MBG dan juga penguatan ketersediaan pangan kita. Seperti Bulog ini kan selama beberapa tahun kita baru bisa submission di tahun ini. Jadi alhamdulillah kita mengatakan kita optimis bisa terus positif," katanya.
Terkait reformasi regulasi, Bappenas menekankan pentingnya efisiensi birokrasi dan kemudahan dalam proses administrasi, bukan sekadar pemangkasan aturan.
"Mungkin bukan ke pemangkasan regulasi, tapi lebih ke efisiensi ya. Jadi data-data misalnya sebagai contoh kita satu orang memiliki nomor KTP, KK, SIM, itu semua berbebda-beda. Itu kita mau membuat itu lebih efisien. Itu mungkin lebih ke urusan dokumen, ease of process-nya, itu lebih dipermudah tetapi tidak mengganggu atau tidak keluar dari ranahnya regulasi atau UU yang berlaku di Indonesia," imbuh Effendi.
Baca Juga: Prabowo Ajak Bill Gates 'Blusukan' ke SDN Jati 03 Pulogadung Tinjau MBG, Begini Kata Sang Miliarder
Ekonomi Tumbuh Melambat
Badan Pusat Statistik mencatat perekonomian Realisasi pertumbuhan ekonomi secara tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen (yoy), juga lebih rendah jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,02 persen (yoy).
BPS menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2025 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.665 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp 3.264,5 triliun.
Populasi kelas menengah dan konsumsi rumah tangga yang turun turut melemahkan lambatnya perekonomian. Hal ini juga ditamnah dengan adanya perang dagang yang dimulai oleh Tarif Trump.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Daftar Jurusan untuk Lowongan Kerja BP Tapera 2025
-
Pecah Sertifikat Tanah Bisa Diwakilkan? Ini Syarat dan Biaya Terbarunya
-
Luhut Mengaku Sarankan Menkeu Purbaya untuk Pangkas Cukai Rokok, Potensinya Besar
-
4 Bagian Rumah yang Sering Rusak dan Cara Memperbaikinya, Jaga Hunian Tetap Nyaman
-
Cara Ampuh Mengatasi Tembok Lembap dan Berjamur, Rumah Jadi Bersih Lagi!
-
Hari Tani Nasional, BRI Dukung Sektor Pertanian melalui Akses Pembiayaan dan Pemberdayaan Inklusif
-
Dasco: Kementerian BUMN Tak Dilebur ke Danantara, Diubah Jadi Badan Penyelenggara
-
MDIS Hanya Melayani Kursus atau Kuliah Penuh? Segini Biaya yang Dikeluarkan Gibran
-
Sambut Panen Raya, Pemerintah Tugaskan Bulog Beli Gabah Petani Rp6.500/kg
-
Nilai Tukar Rupiah Anjlok Lagi di Kamis Pagi