Suara.com - Universitas Columbia di New York dijadwalkan untuk memangkas 180 staf yang pekerjaannya didukung. Hal ini dikarenakan pencabutan dana hibah federal oleh pemerintahan Trump.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini diumumkan oleh penjabat presiden perguruan tinggi tersebut bernama Claire Shipman.
“Kami harus membuat pilihan yang sulit dan sayangnya, hari ini, hampir 180 kolega kami yang telah bekerja, secara keseluruhan atau sebagian, pada hibah federal yang terkena dampak, akan menerima pemberitahuan tentang tidak diperpanjangnya atau pemutusan hubungan kerja,” kata Shipman dalam pemberitahuan panjang yang diunggah di situs web Columbia dilansir Guardian, Rabu (7/5/2025).
Pemangkasan staf mengikuti pembatalan hibah dan kontrak federal senilai 400 juta dollar AS untuk Universitas Columbia. Hal ini karena apa yang dituduhkan oleh pemerintahan Trump sebagai kegagalan perguruan tinggi tersebut untuk melindungi mahasiswa dari pelecehan antisemit.
Universitas tersebut kemudian menyerah pada serangkaian perubahan yang diminta oleh administrasi, termasuk mendirikan komite disiplin baru dan memulai investigasi terhadap mahasiswa yang kritis terhadap Israel dan perang di Gaza.
Shipman mengatakan di tempat lain dalam pemberitahuan tersebut bahwa universitas tersebut melanjutkan diskusi dengan pemerintah federal mengenai pendanaan untuk melanjutkan aktivitas penelitian.
"Kami sedang mengerjakan dan merencanakan untuk setiap kemungkinan, tetapi tekanan sementara ini, secara finansial dan pada misi penelitian kami, sangat kuat," tulis Shipman.
Dia menambahkan bahwa universitas tersebut sedang menyesuaikan dan dalam beberapa kasus mengurangi "pengeluaran berdasarkan realitas keuangan saat ini" saat mencari sumber pendanaan alternatif.
Shipman mengatakan pemotongan tersebut mewakili sekitar 20% dari individu yang didanai sebagian oleh hibah yang dihentikan.
Baca Juga: Survei BI: Harga Properti Tumbuh Terbatas
"Kami tidak membuat keputusan ini dengan mudah. Kami sangat berkomitmen, di Columbia, terhadap pekerjaan penting penemuan, inovasi, dan penemuan," katanya.
Kata dia meningkatkan kendala anggaran yang dikombinasikan dengan ketidakpastian terkait tingkat pendanaan federal di masa mendatang untuk penelitian mengharuskan kami membuat pilihan yang sulit.
“Kami harus membuat keputusan yang disengaja dan matang tentang alokasi sumber daya keuangan kami. Keputusan tersebut juga berdampak pada sumber daya terbesar kami, yaitu orang-orang kami. Kami memahami bahwa berita ini akan sulit diterima,"katanya.
Awal tahun ini, Columbia menyetujui tuntutan administrasi yang menetapkan langkah-langkah termasuk melarang masker wajah di kampus, memberdayakan petugas keamanan untuk menyingkirkan atau menangkap individu, dan mengambil alih kendali departemen yang menawarkan kursus tentang Timur Tengah dari fakultasnya.
Sebagai informasi, tarif Presiden Donald Trump semakin menyumbat roda ekonomi dunia yang selama beberapa dekade. Hal ini dikarenakam efek perdagangan yang dapat diprediksi dan relatif bebas.
Dampak tarif perang dagang ini membuat perusahaan multinasional besar hingga pelaku e-commerce khusus minggu lalu memangkas target penjualan. Bahkan memperingatkan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meninjau rencana bisnis perusahaan.
Tag
Berita Terkait
-
Babak Belur Dihantam Bencana, Purbaya Akan Tambah Anggaran Aceh Rp 1,63 Triliun di 2026
-
Purbaya Sentil BNPB karena Lelet Serap Anggaran Bencana, Dana Nganggur Masih Rp 1,51 T
-
Purbaya Klaim Dana Bantuan Banjir Sumatra Rp 268 Miliar Sudah Cair ke 3 Provinsi
-
Purbaya Kaget Dengar Curhat TNI, Mesti Utang demi Perbaiki Infrastruktur Terdampak Bencana
-
Mulai 2026, Utang ke Pinjol Bakal Lebih Ketat
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak