Suara.com - Nama keluarga Lukminto selama bertahun-tahun dikenal luas sebagai dinasti penguasa bisnis tekstil terbesar di Indonesia. Dikenal lewat perusahaan raksasa PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, keluarga ini telah membangun kerajaan bisnis yang mencakup berbagai lini industri, mulai dari manufaktur tekstil hingga properti. Namun, sorotan terhadap kekayaan dan pengaruh mereka meningkat tajam sejak kasus hukum menjerat Dirut Sritex, Iwan Setiawan Lukminto.
Penahanan Iwan pada tahun 2025 oleh Kejaksaan Agung atas dugaan tindak pidana korupsi terkait pengelolaan dana perusahaan menjadi titik balik kelam dalam narasi kejayaan keluarga Lukminto. Siapa sebenarnya mereka? Dan sebesar apa kekayaan serta bisnis yang mereka kelola?
Keluarga Lukminto adalah simbol keberhasilan industri tekstil nasional yang dibangun dari nol. Namun, seperti banyak dinasti bisnis lainnya, mereka kini menghadapi ujian besar yang bisa menentukan arah masa depan bisnis mereka.
Awal Mula Kekayaan Keluarga Lukminto
Keluarga Lukminto tak bisa dilepaskan dari sosok H. Lukminto, pendiri Sritex, yang memulai bisnis tekstilnya dari pasar tradisional di Solo, Jawa Tengah. Dari usaha kecil tersebut, Lukminto membangun pabrik tekstil yang berkembang menjadi perusahaan berskala internasional. Sritex tak hanya dikenal sebagai produsen pakaian dalam negeri, tetapi juga eksportir besar seragam militer ke berbagai negara.
Lukminto wafat pada tahun 2014. Setelahnya tongkat estafet kepemimpinan bisnis berpindah kepada anak-anaknya, terutama kepada Iwan Setiawan Lukminto yang menjabat sebagai Direktur Utama.
Namun kekayaan itu tak abadi. Laporan keuangan terakhir Sritex (Q3 2024) menunjukkan penurunan pendapatan bersih dan peningkatan beban keuangan. Meski belum masuk status default, rasio utang terhadap modal perusahaan menjadi perhatian serius investor.
Tak lama setelah pengumuman status tersangka, harga saham Sritex (SRIL) merosot tajam di Bursa Efek Indonesia. Investor mulai menarik diri, sementara sejumlah kreditur, termasuk bank asing, meninjau ulang komitmen pendanaan mereka.
Daftar Bisnis dan Aset Kekayaan Keluarga Lukminto
Baca Juga: Kejagung Jerat 3 Tersangka Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pemberian Fasilitas Kredit PT Sritex
Sritex adalah mahkota utama, tetapi bisnis keluarga Lukminto telah meluas ke berbagai sektor. Sehingga mereka memiliki sejumlah bisnis dan aset kekayaan. Berikut adalah daftar bisnis dan aset kekayaan keluarga Lukminto.
1. PT Sritex (Sri Rejeki Isman Tbk)
PT. Sritex dulu disegani sebagai perusahaan tekstil terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan memproduksi benang, kain mentah, kain jadi, hingga garmen militer. PT. Sritex memiliki klien global termasuk NATO dan negara-negara di Timur Tengah. Kelancaran produksi didukung oleh ribuan karyawan di pabrik utama di Sukoharjo.
2. Duniatex Group
Duniatex Group terkait erat dengan bisnis dan sebagai aset kekayaan keluarga Lukminto secara historis. Meski berbeda manajemen, Duniatex dan Sritex memiliki hubungan darah dan sejarah melalui relasi antar keluarga. Duniatex merupakan salah satu perusahaan produsen kain terbesar di Indonesia. Namun, perusahaan ini pernah tersandung skandal gagal bayar (default) obligasi luar negeri.
3. Properti dan Real Estate
Keluarga Lukminto dilaporkan memiliki sejumlah properti strategis di Solo dan sekitarnya. Mereka memiliki hotel, rumah mewah, dan gedung perkantoran. Aset properti tersebut menjadi bagian dari aset portofolio kekayaan keluarga Lukminto.
Salah satu properti besar keluarga Lukminto ialah GOR Sritex. GOR ini sering digunakan untuk menggelar berbagai pertandingan seperti basket, bola voli, dan berbagai turnamen olahraga lainnya. GOR Sritex menjadi venue event nasional seperti pekan paralimpik nasional (Peparnas) XVII tahun 2024.
Keluarga Lukminto memiliki aset museum yakni Tumurun Museum. Awalnya ini merupakan museum pribadi, tempat keluarga Lukminto mengoleksi karya seni yang dikoleksi pendiri Sritex. Namun kini sudah dibuka untuk umum dengan sistem tiket. Pengunjung bisa menyaksikan koleksi lukisan, seni kontemporer, seni instalasi, sampai mobil-mobil antik.
Berita Terkait
-
Ayu Ting Ting Tak Tahu Berapa Kekayaannya, Caranya Mengelola Keuangan Dicibir
-
DJKI Kemenkum Rekomendasikan 300 Situs untuk Diblokir karena Langgar Kekayaan Intelektual
-
Bank BJB Buka Suara soal Eks Karyawan yang Terlibat Korupsi Kredit Sritex
-
Eks Dirut Jadi Tersangka Kasus PT Sritex, Manajemen Bank DKI Janji Bantu Penyidikan Kejagung
-
Bank DKI Sikapi Proses Hukum Terkait Kredit Sritex
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025