Suara.com - PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) berkomitmen untuk terus memajukan industri maritim dengan berkolaborasi bersama PT Gheni Artha Sejahtera (Gas Solution) untuk riset dan pengembangan teknologi perkapalan serta penyelenggaraan pelatihan bidang industri kelautan.
Turut dihadiri oleh Direktur BKI, R Benny Susanto, Direktur Utama Gas Solution, Zulfa Rofiq Iskandar, Direktur Bisnis Development Gas Solution, Arief Widodo.
Pada acara ini, Direktur BKI, R Benny Susanto menyampaikan dalam sambutannya bahwa Indonesia merupakan negara yang punya transportasi laut andal.
"Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki kebutuhan besar akan transportasi laut yang andal. Kini, pertumbuhan pesat di pulau-pulau kecil menuntut hadirnya kolaborasi, inovasi, dan pemanfaatan teknologi terkini. Kedepannya, BKI akan memperkuat fokus pada bidang resources and development. Kami juga berkomitmen untuk bersinergi dengan BUMN, sector swasta maupun pihak lainnya di bidang perkapalan demi kemajuan maritim,” ujar Benny.
Adapun kerjasama yang akan dilaksanakan diantaranya riset dan pengembangan konversi kapal berbahan bakar gas, hydrogen, dan ammonia serta kapal pengangkut gas cair sesuai yang tercantum pada IGF code. Kemudian, pembuatan rancang bangun, review design dan persetujuan kelas untuk jenis-jenis kapal, penyelenggaraan pelatihan untuk bidang industri kelautan. Pada kerjasama ini juga akan dilaksanakan transfer knowledge dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
“Pertama-tama, kami panjatkan syukur, Alhamdulillah. Merupakan suatu kehormatan bagi kami dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan yang telah mapan, khususnya di industri perkapalan Indonesia. Ke depan, kami melihat banyak potensi kolaborasi yang dapat dikembangkan, sejalan dengan pengalaman kami sebelumnya di bidang konsultasi, pelatihan, serta operasi dan pemeliharaan. Kami optimis sinergi ini akan memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak,” tutup Direktur Utama Gas Solution, Zulfa.
Sebelumnya, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) (BKI) terus melakukan kerjasama dalam peningkatan bisnis perkapalan. Hal ini dikarenakan penguatan layanan konsultasi karbon di Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan.
Salah satu langkah strategis terbaru datang melalui kerja sama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) (BKI) dan firma konsultan keberlanjutan asal Spanyol, Neyen Consulting SL.
Layanan konsultasi karbon di Indonesia kini dianggap sebagai kebutuhan strategis, seiring meningkatnya tekanan global dan nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Ekonomi Syariah Jadi Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Terutama bagi BUMN, kewajiban untuk menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan kian menjadi sorotan. Keudanya berupaya menghadirkan pendekatan teknis dan regulatif guna membantu perusahaan-perusahaan memenuhi target dekarbonisasi.
Direktur Operasi PT Biro Klasifikasi Indonesia R Benny Susanto menyampaikan, kerja sama ini merupakan langkah konkret untuk mempercepat dukungan teknis terhadap upaya dekarbonisasi nasional.
“Kemitraan ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga membangun pemahaman bersama tentang pentingnya pengelolaan karbon yang terukur dan kredibel. Kita ingin agar sektor industri, khususnya BUMN, tidak hanya memenuhi regulasi, tapi juga mampu memimpin transformasi menuju operasional yang lebih ramah lingkungan,” ucapnya.
Salah satu fokus utama, yakni pengembangan solusi konsultasi karbon yang dapat diterapkan secara luas, mulai dari pemetaan emisi hingga perencanaan pengurangan emisi melalui inisiatif berbasis lahan, kehutanan, dan karbon biru.
Pendekatan ini menjadi penting karena Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor kehutanan dan kelautan sebagai penyerap karbon alami.
Selain aspek teknis, upaya juga menyentuh kebutuhan peningkatan kapasitas nasional di bidang pengelolaan karbon. Pelatihan dan pertukaran pengetahuan menjadi bagian penting dari agenda bersama, dengan tujuan mendorong tumbuhnya konsultan dan praktisi lokal yang kompeten dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Berita Terkait
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
Realisasi PNBP Tembus Rp 444,9 Triliun per November 2025, Anjlok 14,8%
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?