Suara.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat peluang menarik di pasar saham, khususnya pada emiten emas. Dengan potensi penguatan harga komoditas emas global, saham-saham terkait emas dinilai cocok untuk trading jangka pendek di tengah meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan makroekonomi dunia.
"Kami masih optimis harga emas masih bisa menguat hingga US$3.500 per troy ounce dalam jangka pendek, yaitu pada periode 1-3 bulan ke depan, karena ketidakpastian globalnya masih tinggi," ujar Farras Research Analyst Mirae Asset, Jumat (13/6/2025).
Harga komoditas emas global sendiri telah menunjukkan lonjakan signifikan. Per penutupan kemarin, harganya berada di kisaran US$3.340 per troy ounce, melonjak lebih dari 27% dibanding posisi akhir 2024 yang sekitar US$2.620 per troy ounce. Farras menambahkan bahwa potensi kenaikan ini didukung oleh prediksi rata-rata harga emas tahunan yang dapat mencapai US$3.100 per troy ounce, sementara rata-rata harga emas sepanjang tahun ini masih di bawah US$3.000 per troy ounce.
Beberapa faktor pendorong penguatan harga emas ke depan termasuk momentum 90 hari masa suspensi tarif dagang Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan perdagangan dan politiknya. Selain itu, permintaan emas juga diprediksi akan meningkat menjelang perayaan Diwali di India pada Oktober, yang biasanya turut mendongkrak harga emas global.
Namun, Farras juga mengingatkan bahwa harga emas diprediksi akan melemah pada akhir tahun ini karena adanya tambahan suplai produksi dari Australia dan penurunan permintaan emas dunia.
Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, menegaskan bahwa risiko geopolitik dan makroekonomi global masih menjadi pendorong utama harga emas dunia sejak awal tahun. Sebagai instrumen safe haven, harga emas akan kembali naik jika kondisi global diliputi ketidakpastian atau bahkan jika terjadi sentimen negatif.
Terkait dengan kebijakan tarif dagang Donald Trump, Rully memprediksi pasar baru akan bereaksi jika keputusan tarif tersebut jauh di atas atau jauh di bawah acuan tarif yang sudah diwacanakan. "Kalau nanti keputusan tarif impor barang China ke AS jauh dari rencana awal 30% dan sebaliknya tarif impor AS ke China 10%, maka baru akan ada perubahan di prediksi ekonomi dan pasar keuangan. Pelaku pasar global sudah mengantisipasi level 30%-10% tersebut," jelasnya.
Menariknya, setelah tensi Perang Dagang semakin mereda sejak dua bulan terakhir yang ditandai melemahnya nilai tukar dolar AS (DXY) dan harga komoditas, terjadi aksi jual bersih investor asing pada pasar saham Indonesia. Ini terlihat dari aliran dana asing keluar (foreign capital outflow) di pekan pertama Juni dengan nilai setara Rp4,7 triliun, terutama dari saham bank-bank besar.
Asal tahu saja, harga emas naik pada perdagangan Jumat (13/6/2025) ke level tertinggi dalam satu bulan. Harga emas dunia menuju kinerja mingguan yang positif. Hal ini seiring investor mencari aset safe haven setelah serangan Israel terhadap Iran meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Baca Juga: Awal Perseteruan Israel dan Iran: Akar Masalah, Latar Belakang, dan Tokoh di Baliknya
Mengutip CNBC, Jumat pekan ini, harga emas spot naik 1,3% menjadi USD 3.428,28 per ounce pada pukul 01.34 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 7 Mei pada awal sesi perdagangan. Harga emas batangan telah naik lebih dari 3,5% pada pekan ini.Harga emas berjangka AS menguat 1,4% menjadi USD 3.449,60.
Adapun ketegangan geopolitik meningkat setelah Israel menyerang Iran. Hal seiring ketegangan meningkat atas upaya Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan produksi bahan bom atom Iran.
"Lonjakan perselisihan terbaru di Timur Tengah ini telah mengalihkan fokus dari negosiasi perdagangan untuk saat ini, dengan investor beralih ke aset safe haven sebagai tanggapan,” ujar Chief Market Analyst KCM Trade, Tim Waterer.
Adapun Israel mengumumkan keadaan darurat dengan alasan serangan rudal dan pesawat nirawak yang akan terjadi dari Teheran. Selain itu militer AS tengah mempersiapkan berbagai kemungkinan di Timur Tengah, termasuk kemungkinan bantuan untuk mengevakuasi warga sipil AS, menurut sumber.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Pengusaha Vaksin Dunia Kumpul di Bali, Bahas Strategi Jangka Panjang Industri Global
-
BBM Kembali Tersedia di BP-AKR, Cek Lokasi SPBU Terdekat
-
BCA Buka Indonesia Knowledge Forum 2025: Ruang Inspirasi bagi Pemimpin Industri & Kreator Muda
-
Pabrik Ban Michelin Cikarang PHK 280 Pekerja Secara Sepihak
-
BEEF Kantongi Fasilitas Kredit Rp790 Miliar dari Bank Mandiri
-
Ajak Mahasiswa Aktif Soroti Isu Energi, Bahlil: Kritik Kalian, Gizi Bagi Saya!
-
Prabowo Kirim 16 Nama Calon Anggota Dewan Energi Nasional ke DPR
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
BRI Peduli Luncurkan 'Perahu Literasi' Tolitoli Demi Pendidikan Inklusif di Pesisir
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan