Suara.com - Harga minyak dunia mengalami penurunan tajam pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025 seiring meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah pasca pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel. Penurunan harga ini membuat harga minyak dunia kembali level sebelum pecahnya perang tersebut.
Seperti dilansir dari CNN, Rabu, 25 Juni 2025, minyak mentah Brent, acuan global, merosot 6,1 persen menjadi USD 67,14 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), acuan Amerika Serikat (AS), jatuh 6 persen menjadi USD 64,37 per barel.
Tingkat harga ini mencerminkan posisi pasar sebelum Israel meluncurkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni lalu, yang kemudian memicu eskalasi konflik selama 12 hari.
Selama konflik berlangsung, kedua negara saling meluncurkan rudal dan bahkan melibatkan sekutu utama Israel, Amerika Serikat, dalam keterlibatan militer langsung.
Namun pada Senin malam, Presiden AS Donald Trump mengumumkan adanya gencatan senjata, meskipun Israel kemudian menuduh Iran melanggar kesepakatan tersebut. Iran membantah tuduhan itu, dan hingga Selasa sore, gencatan senjata tampak masih bertahan.
Reaksi pasar global terhadap pengumuman gencatan senjata tersebut terlihat positif. Bursa saham AS ditutup menguat, Dow Jones naik 507 poin atau 1,19 persen, S&P 500 menguat 1,11 persen, dan Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi meningkat 1,43 persen.
S&P 500 kini hanya terpaut kurang dari 1 persen dari rekor tertinggi sepanjang masa, sementara Nasdaq terpaut 1,3 persen.
Indeks ketakutan pasar, CBOE Volatility Index, turun 12 persen yang mencerminkan suasana pasar yang relatif tenang. Pasar Asia juga mencatatkan penguatan dengan Hang Seng Hong Kong naik 2 persen dan Shanghai Composite Tiongkok menguat 1,2 persen Sementara di Eropa, indeks STOXX Europe 600 ditutup menguat 1,11 persen.
Analis menilai penurunan harga minyak ini mencerminkan optimisme investor terhadap meredanya risiko konflik di kawasan yang sangat strategis bagi pasokan energi dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bisa Tembus USD 100 per Barel, Bahlil: Kita Doa dan Ikhtiar Saja
"Mungkin ada kendala di sepanjang jalan, tetapi pasar mengatakan (konflik) ini kemungkinan sudah berakhir," kata Robert Yawger, spesialis komoditas di Mizuho Securities.
Namun, sebagian analis memperingatkan agar pasar tidak terlalu cepat bersukacita. Pasar bernapas lega setelah deklarasi gencatan senjata Trump, tetapi perayaan itu mungkin tidak berlangsung lama," ujar Lukman Otunuga, analis pasar senior di FXTM.
"Jika ketegangan kembali berkobar atau gencatan senjata dilanggar, kita dapat melihat kembalinya penghindaran risiko dengan cepat meningkatkan aset safe haven seperti emas dan menekan ekuitas global."
Salah satu faktor utama yang mendorong penurunan harga minyak adalah kelegaan atas prospek pasokan. Ketegangan sebelumnya sempat memunculkan kekhawatiran bahwa Iran akan menutup Selat Hormuz, jalur vital yang mengangkut sekitar 25 persen pasokan minyak global.
Penutupan selat tersebut dapat memicu lonjakan harga drastis. Namun dengan adanya gencatan senjata, kekhawatiran itu mereda.
Goldman Sachs sebelumnya memperkirakan harga minyak bisa menembus USD 100 per barel jika terjadi gangguan berkepanjangan di Selat Hormuz. Namun kini, skenario tersebut tampaknya tidak lagi menjadi ancaman dalam waktu dekat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
Terkini
-
Dampingi Prabowo di New York, Menko Zulhas: RI Tawarkan Solusi Pangan dan Iklim di Panggung Dunia
-
KVB Berkunjung ke Suara.com, Tawarkan Keunggulan Aplikasi dan MetaTrader 5
-
RI Punya Gudang Baja Canggih, Bisa Hemat Biaya Logistik Rp 3,7 Miliar per Bulan
-
Investor Asing Asal Swiss Buang 100 Juta Lembar Saham BUMI Milik Grup Bakrie
-
Peruri Klaim Berhasil Reduksi Emisi Karbon Hingga 102 Persen
-
YLKI Desak Pemerintah Setop Sementara Program Makan Gratis Usai Marak Kasus Keracunan
-
Telkom Kenalkan Dunia Siber Kepada Talenta Muda Lewat Telkom Cyberfest Vol. 2
-
Hari Sungai Sedunia, Telkom Gandeng Pandawara Gelar River Clean Up di Cioray Bandung
-
Anak Usaha Produsen Susu dan Es Krim Diamond Digugat PKPU, Dianggap Punya Utang Rp367 Juta
-
Kebijakan Kuota Impor Kemenperin Dipertanyakan, Industri Tekstil RI Kian Babak Belur