Suara.com - Awan kelabu menyelimuti pasar tenaga kerja Indonesia. Pasalnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat sepanjang tahun 2025 hingga bulan Juni, jumlah korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah mencapai 42.385 pekerja.
Ironisnya angka ini, melonjak tajam sekitar 32,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 32.064 pekerja.
Fenomena ini sontak menjadi sorotan tajam, mengingat ini adalah tahun pertama masa jabatan Presiden Prabowo Subianto yang gencar menggaungkan stabilitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Berdasarkan dokumen Tenaga Kerja Ter-PHK dari Satudata Kemnaker, peta persebaran PHK menunjukkan titik-titik merah di sentra industri.
Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah PHK paling banyak, mencapai 10.995 pegawai. Disusul ketat oleh Jawa Barat dengan 9.494 pegawai, dan Banten dengan 4.267 pekerja.
Data ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor industri di pulau Jawa, yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi, kini berada di bawah tekanan hebat.
Ribuan keluarga terancam kehilangan mata pencarian, memicu kekhawatiran akan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Dikonfirmasi terkait data yang meresahkan ini, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli tak menampik fakta pahit tersebut.
Ia mengatakan, kondisi ini disebabkan oleh berbagai macam alasan, baik internal bisnis maupun faktor eksternal.
Baca Juga: Intip Jersey Como 1907, Hasil Karya Tangan Lentik Anak Presiden Prabowo
"PHK itu sendiri penyebabnya macam-macam. Ada PHK itu karena memang industri-nya memang pasarnya sedang turun, ada industri yang dia berubah model bisnisnya, kemudian ada yang ada isu terkait dengan internal, hubungan industrial, dan seterusnya," kata Yassierli, ditemui usai Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Yassierli mengindikasikan bahwa badai PHK ini bukan masalah tunggal. Kombinasi dari lesunya permintaan pasar, pergeseran model bisnis yang menuntut efisiensi atau otomatisasi, hingga masalah internal perusahaan atau hubungan industrial yang memburuk, semua berkontribusi pada lonjakan angka PHK yang mengkhawatirkan ini.
Melihat tren peningkatan yang signifikan dan kompleksnya penyebab, ada kekhawatiran besar bahwa angka 42 ribu korban PHK ini berpotensi makin bertambah hingga akhir tahun.
Kemnaker sendiri saat ini sudah mulai membuat laporan secara lebih detail, merinci data per provinsi hingga sektor industri terdampak PHK.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
BRI Salurkan Dana Rp55 Triliun untuk UMKM, Perkuat Likuiditas dan Ekonomi Nasional
-
Ribut-ribut Dana Pemda Ngendon di Bank, Mantu Jokowi Hingga KDM Tunjuk Menkeu Purbaya
-
Usai Dedi Mulyadi, Giliran Bobby Nasution Disentil Menkeu Purbaya
-
BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 500 Mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan Lewat Program Jaminan Sosial
-
Menkeu Purbaya Pastikan Iuran BPJS Kesehatan Tidak Naik Tahun Depan: Ekonomi Belum Pulih
-
Kacang Mete Indonesia Sukses Jadi Camilan Penerbangan Internasional
-
Target Inflasi 2,5 Persen, Ini Kata Gubernur Bank Indonesia
-
Sepak Terjang dan Bisnis Dedi Handoko
-
Rasio Elektrifikasi Nasional Capai 99,1Persen: Pulau Terluar dan Pedalaman Masih Sulit Dijangkau!
-
Sahamnya Terbang 500 Persen, Laba Bersih Emiten Grup Salim DCII Tumbuh 83,4 Persen