Bisnis / Energi
Sabtu, 06 Desember 2025 | 16:40 WIB
Ilustrasi Pertambangan Emas. [Suara.com/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Tambang emas Martabe (PTAR) di Tapanuli Selatan menghentikan operasi sementara untuk membantu korban banjir.
  • Kementerian ESDM memantau udara dan menyatakan banjir bukan disebabkan sungai dekat lokasi tambang tersebut.
  • PTAR membantah menjadi pemicu bencana, merujuk perbedaan Daerah Aliran Sungai operasi dan lokasi banjir.

Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut tambang emas Martabe yang dikelola PT Agincourt Resources (PTAR) yang berada di kawasan hutan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara menghentikan operasi sementara.

Juru bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia, menyebut perusahaan tambang emas itu fokus membantu masyarakat yang terdampak bencana banjir dan longsor di Desa Garoga, Batang Toru.

"Sejauh ini mereka stop beraktivitas mereka di fokuskan untuk membantu masyarakat," kata Anggia di Kementerian ESDM, Jakarta dikutip pada Sabtu (6/12/2025).

Anggia belum merinci sampaikan kapan perusahaan itu tidak beroperasi. Disebutnya PTAR mendapatkan penugasan untuk membantu para korban terdampak bencana di Tapanuli Selatan dan sekitarnya.

"Jadi mereka full team untuk membantu distribusi bantuan, terutama ya makanan, pakaian untuk keluarga yang di sana. Karena posko bantuan terbatas di sana," kata Anggia.

Sementara terkait dengan isu yang menyebut pertambangan Martabe menjadi salah satu pemicu terjadi banjir bandang, Kementerian ESDM telah melakukan pemantauan dari udara guna memastikannya.

Dari pemantauan itu ditemukan bahwa banjir yang terjadi bukan berasal dari sungai yang di dekat pertambangan Martabe, melainkan, kata Anggia, di sungai yang berada di perbatasan Tapanuli Selatan, dengan Tapanuli Tengah.

"Fakta yang ketika kami lihat dari atas, di Martabe itu memang bukaan lahan ketika eksploitasi kan memang masih berlangsung. Tapi banjir yang terjadi itu bukan di sungai ini (dekat pertambangan), tapi di sungai Garoga yang di perbatasan Tapsel dengan Tapteng. Di situl-ah yang terjadi," jelasnya.

Sebelumnya, PTAR telah mengklarifikasi soal aktivitas eksplorasinya yang disebut menjadi pemicu banjir longsor. Mereka membantah menjadi pemicu terjadinya bencana.

Baca Juga: 23 Perizinan Tambang di Aceh-Sumbar, ESDM: Diterbitkan Pemerintah Daerah!

Merujuk laman resminya, PTAR menyebutkan banjir bandang di Desa Garoga, Tapanuli Selatan berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Garoga/Aek Ngadol, yang berbeda dan tidak terhubung dengan DAS Aek Pahu, tempat PTAR beroperasi.

"Pemantauan kami juga tidak menemukan material kayu di DAS Aek Pahu yang dapat dikaitkan dengan temuan di wilayah banjir. PTAR mendukung penuh kajian komprehensif yang dilakukan pemerintah atas seluruh faktor penyebab bencana ini dan siap bekerja sama secara transparan," tulis PTAR sebagaimana dikutip Suara.com.

Load More