Suara.com - Volume penjualan perusahaan Coca-Cola mengalami penurunan. Lantaran, perusahaan menaikkan harga produk jualnya.
Dalam menangani, kerugian tersebut, perusahaan juga menyatakan akan memperkenalkan produk Coca-Cola yang terbuat dari gula tebu di Amerika Serikat.
Nantinya, harganya yang lebih tinggi mengimbangi penurunan volume penjualan, yang turun 1 persen. Sebagian besar disebabkan oleh penurunan di pasar-pasar utama seperti Meksiko dan India, serta penurunan merek Coca-Cola di AS.
Adapun, permintaan minuman bersoda mahal tetap fluktuatif dalam beberapa kuartal terakhir. Terutama di negara-negara kaya, dengan konsumen berpenghasilan rendah menjadi lebih sadar harga.
Perusahaan makanan pun mencari pengganti yang lebih sehat sebagai respons terhadap kampanye Make America Healthy Again yang digagas Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr.
Apalagi, pelan lalu, Presiden Donald Trump mengatakan Coca-Cola telah setuju untuk menggunakan gula tebu asli di AS.
"Coca-Cola ingin menggunakan seluruh pilihan pemanis yang tersedia, jika ada permintaan konsumen dalam panggilan pasca-laba. Perusahaan mengatakan produk semacam itu akan melengkapi produk-produknya yang sudah ada,"kata CEO James Quincey dilansir Reuters.
Sementara itu, Coca-Cola sudah menjual Coke yang terbuat dari gula tebu di pasar lain, termasuk Meksiko, dan beberapa toko kelontong di AS menjual botol kaca dengan gula tebu berlabel Coke "Meksiko".
Selain itu, Coca-Cola menegaskan kembali bahwa dampak biaya akibat dinamika perdagangan global" tetap terkendali. Sekitar 61 persen pendapatannya berasal dari pasar luar negeri.
Baca Juga: Eks Wakapolri Oegroseno Nilai Vonis Tom Lembong Aneh, Pertanyakan Penerapan Pasal 2 UU Tipikor
Perusahaan telah menyatakan akan mempertimbangkan opsi kemasan yang terjangkau seperti botol plastik. Lantaran, Trump memberlakukan bea masuk 25 persen untuk impor aluminium. Per Juni, tarif impor aluminium telah mencapai 50%.
Sedangkan, pendapatan perusahaan yang sebanding naik 2,5 persen menjadi 12,62 miliar dolar AS dalam tiga bulan yang berakhir pada 27 Juni. Laba ini melampaui perkiraan yang mencapai 12,54 miliar dolar AS.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Bank Indonesia Salurkan Likuiditas Rp393 Triliun, Bank Asing Juga Kecipratan
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
Harga Emas Turun Lagi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Melemah, Antam 'Hilang' di Pegadaian
-
Tabungan Masyarakat Indonesia di Bank Mandiri Tembus Rp 1.884 Triliun
-
Pemutihan BI Checking Bagi KPR Rumah Subsidi, Kapan Direalisasikan?
-
BMRI Kuartal III: Kredit Korporasi Melesat, Kualitas Aset Solid, Dividen Menggoda
-
5 Fakta Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan, Benarkah Iuran Jadi Gratis?
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya