Suara.com - Produsen mainan Mattel (MAT.O) memangkas proyeksi keuntungan tahunannya karena perusahaan mencatat penurunan tajam selama dua bulan.
Dilansir CNBC International, Kamis (24/7/2025), meruginya keuntungan perusahaan disebabkan penjualan Barbie yang lemah di Amerika Utara. Serta ketidakpastian perdagangan global membebani permintaan.
Tercatat, Mattel melaporkan penurunan penjualan bersih kuartalan sebesar 6 persen menjadi 1,02 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun. Kerugian ini meleset dari perkiraan analis sebesar 2,7 persen menjadi 1,05 miliar dolar AS.
Pelemahan ini didorong oleh penurunan penjualan di Amerika Utara sebesar 16 persen, terutama karena lebih sedikit peluncuran produk baru untuk Barbie dan penundaan keputusan inventaris oleh para peritel.
Laba yang disesuaikan mencapai 19 sen per saham, dibandingkan dengan estimasi 15 sen per saham.
Untuk itu, perusahaan induk Hot Wheels ini telah menarik proyeksi penjualan dan labanya pada bulan Mei, ketika kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang berubah-ubah menjungkirbalikkan rantai pasokan global. Serta menimbulkan ketidakpastian atas tren belanja konsumen.
CEO Ynon Kreiz mengatakan, perubahan waktu dalam pola pemesanan pengecer memiliki dampak yang sangat besar terhadap bisnis Mattel di AS selama kuartal kedua.
"Kami memperkirakan perusahaan akan memulihkan sebagian besar penjualannya pada paruh kedua tahun ini," katanya.
Sementara itu, saham Mattel turun 4,5 persen dalam perdagangan yang fluktuatif setelah bel perdagangan, karena perusahaan juga memperkirakan margin kotor tahun 2025 yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: BPK Ungkap Rp3,53 Triliun Kerugian Negara dari Era SBY Hingga Jokowi Belum Kembali ke Kas Negara
Mattel sekarang memperkirakan kenaikan penjualan bersih tahun 2025 sebesar 1 persen hingga 3 persen, dibandingkan dengan target Februari sebesar 2 persen hingga 3 persen.
Perusahaan memperkirakan laba per saham yang disesuaikan antara 1,54 dolar AS dan 1,66 dolar AS di bawah perkiraan sebelumnya sebesar 1,66 dolar AS hingga 1,72 dolar AS per saham.
Margin kotor yang disesuaikan diperkirakan mencapai 50 persen, dibandingkan dengan 50,9 persen pada tahun 2024.
"Kami yakin perlambatan ini dipengaruhi oleh kondisi perdagangan saat ini dan proyeksi margin setahun penuh perusahaan menunjukkan dampak tarif yang lebih besar dari perkiraan," ujar analis CFRA, Zachary Warring.
Selain itu, para analis telah memperingatkan bahwa peritel seperti Walmart (WMT.N), Target (TGT.N), dan Amazon.com (AMZN.O) membatasi penumpukan inventaris menjelang musim liburan penting untuk meminimalkan paparan tarif yang lebih tinggi.
Sebelumnya pada hari yang sama, pesaingnya, Hasbro (HAS.O) menaikkan proyeksi pendapatan tahunannya, tetapi memperingatkan bahwa pelanggannya di AS telah menunda pesanan mereka hingga akhir tahun ini karena ketidakpastian tarif.
Berita Terkait
-
Mattel Bakal Naikan Harga Boneka Barbie Imbas Perang Tarif
-
Pelaku Suntik Gas 3 Kg ke Gas Nonsubsidi Raup Cuan Ratusan Juta Tiap Bulan, Negara Rugi Miliaran
-
Prabowo Dukung RUU Perampasan Aset, KPK Sebut Pengembalian Kerugian Negara Bisa Lebih Maksimal
-
Starbucks Terus Alami Kerugian, Ini Penyebabnya
-
KPK Ungkap Kerugian Negara Akibat Kasus PGN Mencapai USD 15 Juta
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat