Suara.com - Industri penerbangan nasional masih tidak baik-baik saja, setelah beroperasi normal pasca pandemi. Bahkan, tantangan-tantangan yang menghantui Industri penerbangan nasional makin bertambah.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, menyebut saat ini jumlah penumpang domestik untuk penerbangan berjadwal selama tahun 2024 stagnan dengan tahun 2023.
"Selain itu jumlah pesawat juga turun karena banyak pesawat yang masuk perawatan MRO dan kesulitan mendapatkan onderdil pesawat," ujarnya di Jakarta, yang dikutip, Jumat (1/8/2025).
Setidaknya, Denon mengindentifikasikan enam masalah yang menghambat Industri penerbangan. Enam masalah itu diantaranya, regulasi yang kurang fleksibel, Risiko nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, pengadaan spareparts.
"Kemudian, Hlhubungan dengan pengelola bandara dan Airnav, Masalah operasional penerbangan tidak berjadwal (terbang malam, terbang khusus , air ambulance dll), dan ilegal charter (penerbangan charter ilegal)," ucapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Denon mengusulkan adanya langkah-langkah strategis jangka pendek, menengah dan panjang agar tantangan ini bisa segera teratasi dan industri penerbangan pulih seperti sebelum pandemi Covid-19.
Salah satunya, berharap adanya pembahasan permasalahan industri penerbangan secara holistik dan komprehensif mulai dari bisnis dan operasional penerbangan sampai dengan hal-hal pendukungnya dengan melibatkan pentahelix stakeholder yaitu pemerintah lintas kementerian dan lembaga, kalangan bisnis, akademisi, media, dan masyarakat.
Selanjutnya, adanya upaya peningkatan kondisi finansial maskapai penerbangan baik maskapai penerbangan berjadwal, tidak berjadwal, kargo dan perintis melalui regulasi operasional bisnis penerbangan yang lebih adil.
Lalu, adanya penyelenggaraan konektivitas penerbangan secara komprehensif dengan sistem hub dan spoke baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. elakukan deregulasi terkait proses ekspor-impor onderdil baik yang melekat maupun tidak melekat di pesawat dengan menggunakan Ilustrated Part Catalog (IPC) serta berdasarkan aturan Tokyo Round dari WTC.
Baca Juga: Singapura Cari Cuan dari Pajak Karbon di Sektor Penerbangan, Harga Tiket Pesawat Siap-siap Naik
"Meningkatkan implementasi safety management system (SMS) dan peningkatan safety culture dalam operasional penerbangan dari semua stakeholder baik itu regulator (pemerintah), operator penerbangan (maskapai, bandara, MRO dll), dan masyarakat," kata Denon.
Ia juga menyarankan, pemerintah bisa membentuk Dewan Transportation Board bekerjasama dengan moda transportasi lain dan stakeholder terkait untuk mengembangkan transportasi multi moda dalam rangka mendukung pertumbuhan perekonomian nasional Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW