Suara.com - Pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) belakangan ini melangamai naik turun atau fluktuatif. Padahal, Bank swasta terbesar di Indonesia memiliki kinerja yang positif.
Berdasarkan data Bursa efek Indonesia (BEI), sepekan kemarin harga saham BBCA turun 2,3 persen di level harga Rp 8.300 per lembar saham.
Namun, pada Jumat, 1 Agustus 2025, BBCA akhirnya menguat 0,30 persen atau 25 poin, setelah pada tiga hari sebelumnya anjlok.
Adapun, volume transaksi saham BBCA mencapai 86,19 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 719,8 miliar, serta frekuensi mencapai 27.130 ribu kali. Sedangkan, kapitalisasi pasar mencapai Rp 1,013 triliun.
Lalu, apakah saham BBCA masih menarik untuk dipantau?
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada menilai, penurunan harga saham BBCA memang investor telah berekspetasi bahwa kinerja emiten Grup Djarum pasti naik.
Makanya, para investor telah merasa cukup untuk berinvestasi di saham BBCA.
"Jad, Momen laporan keuangan sudah eskpetasi kinerja bakal bagus, udah berekpetasi Jadi nggak ada lagi bahan lagi. Ibaratnya lagi laper makan ini enak, udah makan udah cukup, sudah ekpetasi," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Sabtu (2/8/2025).
Akan tetapi, lanjut Reza, bisa jadi karena memang investor melihat laporan keuangan BBCA yang diluar dari ekspetasi. “Kalau hubungan dengan kondisi makro, imbas penurunan suku bunga,” ucapnya.
Baca Juga: Perdagangan IHSG Terjun 0,08 Persen Selama Sepekan Ini
Namun, menurut Reza, saham BBCA masih menarik untuk dibagikan kepada para Investor. Apalagi sahamnya berpotensi kenaikan alami terus.
"Profit Taking masih ada, tapi sahamnya likuid. Potensi BCA Bisa meningkat lagi masih ada," bebernya.
Mandiri Sekuritas dalam laporan Investor Digest melihat kinerja BBCA masih terbilang positif, terbatas dari pertumbuhan kredit tetap solid seiring upaya bank untuk mencapai komposisi aset yang lebih optimal.
"Sementara rasio NPL & tren LAR terus menunjukkan tren positif meskipun volatilitas makro," tulis Mandiri Sekuritas.
Namun Mandiri Sekuritas menyebut, manajemen BBCA hanya menyesuaikan proyeksi biaya kredit menjadi 0,3 persen –0,5 persen, dibandingkan 0,3 persem sebelumnya untuk Tahun Anggaran 2025 sebagai langkah kehati-hatian.
“Akan tetapi, Laba tumbuh 8 persen YoY di Semester I 2025, dengan ROE stabil di 23 persen,” tulis Mandiri Sekuritas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Bansos Beras Lanjut, 18 Juta Keluarga Dapat Beras 10 Kg pada Oktober-November
-
Harapan Buruh pada Menkeu Purbaya: Jangan Naikkan Cukai Rokok!
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun