Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang pada beberapa hari belakang. Bahkan, IHSG telah tembus level tertinggi sepanjang sejarah di 7.900, bahkan beberapa sekuritas memprediksi indeks bisa capai level 8.000.
Pada sesi I hari ini, IHSG juga terus menanjak ke level 7.965 atau naik 73,07, secara presentase naik 0,93 persen.
Adapun, pada sesi I ini, 22,95 juta lembar saham diperdagangkan dengan nilai perdagangan mencapai Rp 10,12 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,21 juta kali.
Sebanyak 352 saham juga mengalami kenaikan, 279 alami penurunan, dan 325 saham tidak alami pergerakan pada perdagangan sesi I itu.
Namun, meroketnya IHSG ini bukan tanpa sebab. Melansir Snips Stockbit, ternyata aliran dana asing yang masuk ke saham-saham emiten blue chip atau emiten yang kondisi keuangannya stabil membuat IHSG melompat.
Stockbit mengungkapkan pada perdagangan Rabu (13/8) kemarin saja, dana asing yang masih masuk mencapai Rp 1,5 triliun.
"Realisasi ini menandai net inflow asing dalam 3 hari berturut-turut di IHSG sejak awal pekan ini, termasuk inflow sebesar 2,2 triliun rupiah pada Selasa (12/8) yang menandai inflow harian tertinggi sejak 14 Mei 2025," tulis Stockbit dalam Snips, yang dikutip, Kamis (14/8/2025).
Adapun, aliran dana asing ini juga mendongkrak harga saham-saham blue chip pada awal pekan ini, seperti BBRI yang naik 10,3 persen, BMRI naik 4,3 persen, BBCA 7,5 persen, BBNI 7,4 persen, ASII 5,2 persen, dan TLKM 14,3 persen.
"Kenaikan saham–saham di atas membawa IHSG mendekati level 8.000 , sejalan dengan optimisme Direktur Utama BEI , Iman Rachman, yang mengatakan bahwa IHSG dapat menembus level 8.000 pada hari ulang tahun ke–80 Republik Indonesia," tulis Stockbit.
Baca Juga: IHSG Tembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah di 7.900, Bahkan Diproyeksi Naik ke 8.000
Tak hanya itu, sentimen positif tengah membayangi pasar modal Indonesia dengan rencana pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed yang makin akan terealisasi.
Hal ini setelah lemahnya rilis data tenaga kerja AS dan data inflasi AS yang relatif sejalan dengan ekspektasi serta perpanjangan waktu negosiasi dagang AS–China
Arus masuk asing ke pasar modal Indonesia terlebih dulu mampir ke pasar obligasi negara , yang tercermin dari penurunan imbal hasil obligasi negara tenor 10 tahun hingga ke level 6,406 persen per hari ini, telah turun -0,175 poin persentase MTD.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
Terkini
-
Rupiah Kalah dari Semua Mata Uang Asia, Ada Apa dengan Ekonomi RI?
-
OJK Sambut Baik Wacana QRIS Jadi Acuan Pinjaman Kredit di Pindar
-
BRI Tawarkan Bunga KPR 1,13% di Consumer Expo Bandar Lampung untuk Wujudkan Rumah Impian
-
Jadi Tulang Punggung Energi Nasional, Segini Volume Produksi Gas Kalimantan Timur
-
RUPSLB Garuda Setujui Penyertaan Modal Danantara, Akan Digunakan Untuk Ini
-
Mimpi Punya Rumah Bisa Diwujudkan dengan Take Over KPR BRI, Angsuran Ringan - Bunga Mulai 3,30%
-
MedcoEnergi Mulai Operasikan Pembakit Listrik di Batam Berkapasitas 39 MW
-
Cadangan Minyak Indonesia Cuma 4,4 Miliar Barel, Terbanyak di Kalimantan
-
Adira Finance Dapet Dana Jumbo USD 100 Juta dari MUFG Singapura, Buat Apa?
-
Sidak Bea Cukai, Purbaya Kaget Temukan Barang Impor Harga Rp 117 Ribu Tapi Dijual Rp 50 Juta