Bisnis / Inspiratif
Minggu, 14 September 2025 | 18:02 WIB
PT Antam Tbk tercatat telah menanam lebih dari 1.400 bibit pohon saat memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia tahun lalu [Ist]

2. Emas sebagai Aset Strategis

Data mengungkapkan strategi yang tepat. Produksi emas pada 2024 melonjak hingga 43.776 kg, namun penjualan tercatat hanya 1.019 kg. Ini bukan anomali, melainkan kebijakan sadar untuk membangun cadangan strategis (strategic reserve). Di era di mana mata uang global bergejolak, emas adalah jangkar stabilitas.

Langkah ini juga selaras dengan proyek hilirisasi emas di Gresik dan kolaborasi monumental dengan PT Freeport Indonesia, di mana Antam akan menjadi pemurni emas domestik, menjaga nilai tambah emas Papua tetap di bumi pertiwi.

3. Bauksit dan Alumina sebagai Wajah Hilirisasi

Di sini, kebijakan hilirisasi terlihat paling nyata. Produksi bauksit mentah sengaja ditekan menjadi hanya 736 ribu wmt pada 2024, turun drastis dari tahun-tahun sebelumnya.

Di saat yang sama, produksi alumina, produk olahan bernilai jauh lebih tinggi, justru digenjot hingga mencapai 177 ribu wmt. Eksekusi yang sesuai dengan arahan RI 1, yaitu stop ekspor mentah, maksimalkan pengolahan di dalam negeri.

Mesin makro ini tidak berhenti pada produksi. Usaha milik negara ini juga memiliki peran penting sebagai pondasi masa depan melalui Proyek Strategis Percepatan Hilirisasi.

Antam saat ini sudah menyiapkan peta jalan ekosistem baterai EV hingga 2031, termasuk pabrik Nickel Sulphate berkapasitas 55 kton, pabrik Battery Cell 15 GWh di Karawang, hingga fasilitas daur ulang baterai.

Langkah-langkah tersebut adalah komitmen dari emiten berkode ANTM ini, menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai penonton, melainkan jadi salah satu pemeran penting dalam industri energi terbarukan secara global.

Baca Juga: Emas Antam Anjlok, Tapi Harganya Masih Tinggi Rp 2.088.000 per Gram

Mesin Mikro: Mengalirkan Kesejahteraan ke Akar Rumput

Jika mesin pertama adalah jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh perekonomian nasional, maka mesin kedua adalah kapiler yang mengalirkan nutrisi hingga ke sel-sel terkecil: masyarakat lokal.

Antam memahami bahwa legitimasi operasionalnya tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi dari kepercayaan komunitas dari level akar rumput.

Melalui program TJSL yang diukur dengan metode Social Return on Investment (SROI), dampak sosial bukan lagi sekadar cerita, melainkan data. Program Aek Kapuas, Sundung Cisarua, Agroeduwisata Jayakarta dan berbagai program lainnya berhasil mencatatkan Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 89,91 poin dan Stakeholder Perception Index sebesar 89,96 poin. Angka-angka ini membuktikan bahwa program pemberdayaan Antam bukan sekadar formalitas, melainkan intervensi yang relevan dan dirasakan manfaatnya.

Komitmen Antam dalam mendukung ekonomi dari level mikro salah satunya diungkap oleh Samsurati, pelaku UMKM di Desa Tambea, Kolaka. Keterbatasan modal pernah menjadi alasan mimpinya terpaksa terhenti. Namun, asa itu kembali menyala berkat program pendampingan dari Antam dan Universitas Halu Oleo (UHO).

Melalui bimbingan intensif, terutama dalam hal manajemen usaha dan pengelolaan keuangan, Samsurati berhasil membangkitkan kembali sumber pendapatan keluarganya. Ia merasakan perubahan nyata yang bukan hanya menghidupkan kembali bisnisnya, tetapi juga membuat usahanya tumbuh lebih sehat secara keuangan.

Load More