- Industri tembakau alternatif menghadapi tantangan besar.
- Sebuah tinjauan ilmiah global mengungkap adanya kesalahpahaman publik yang meluas.
- Kesalahpahaman ini menjadi hambatan serius dalam upaya mengurangi angka merokok di Tanah Air.
Suara.com - Industri tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, menghadapi tantangan besar.
Sebuah tinjauan ilmiah global mengungkap adanya kesalahpahaman publik yang meluas, bahwa produk-produk ini sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Persepsi keliru ini tidak hanya menghambat upaya kesehatan, tetapi juga merugikan potensi ekonomi dari industri yang sedang berkembang.
Tinjauan terbaru yang diterbitkan di jurnal Addiction pada Juli 2025 menunjukkan bahwa anggapan salah ini membuat perokok dewasa enggan beralih ke produk yang sebenarnya memiliki risiko kesehatan lebih rendah.
Profesor Ann McNeill, Pakar Kecanduan Tembakau dari King’s College London (KCL), menjelaskan bahwa misinformasi ini sangat fatal. "Anggapan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif sama berbahayanya dengan merokok bisa menghalangi perokok dewasa untuk berhenti," jelasnya. Padahal, menurutnya, produk ini lebih efektif dari terapi pengganti nikotin dalam membantu perokok beralih.
Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo), Paido Siahaan, mengatakan kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda. Ia menyebut, kesalahpahaman ini menjadi hambatan serius dalam upaya mengurangi angka merokok di Tanah Air.
"Banyak perokok dewasa menjadi ragu atau takut beralih, sehingga tetap terjebak merokok dan kehilangan kesempatan mengurangi risiko kesehatannya," ujar Paido.
Menurutnya, produk tembakau alternatif seharusnya dilihat sebagai bagian dari strategi pengurangan risiko (harm reduction) bagi perokok yang sulit berhenti. Studi di Inggris, Selandia Baru, dan Jepang bahkan membuktikan bahwa penggunaan produk ini mampu menurunkan prevalensi merokok secara signifikan.
Paido menegaskan, kunci untuk mengatasi masalah ini adalah komunikasi publik yang jujur, seimbang, dan berbasis bukti ilmiah. Meskipun produk tembakau alternatif tidak bebas risiko, risikonya jauh lebih rendah daripada rokok.
"Masyarakat harus mendapat informasi yang jujur dan seimbang. Produk tembakau alternatif bukan tanpa risiko, tetapi risikonya jauh lebih rendah dibanding rokok," katanya.
Baca Juga: Tak Hanya Rokok, Peredaran Vape Ilegal Makin Liar, Pelaku Usaha Beri Peringatan Keras ke Pemerintah
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok