- Potensi panas bumi Indonesia besar, namun baru 10 persen yang terkelola
- Pemerintah memangkas regulasi berbelit guna percepatan proyek geothermal
- Indonesia kini produsen listrik panas bumi terbesar kedua setelah Amerika Serikat
Suara.com - Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, mencapai 23.742 Megawatt (MW). Namun, baru sekitar 10 persen dari jumlah itu yang berhasil dikelola.
Potensi besar ini tengah dioptimalkan PT Sejahtera Alam Energy, anak usaha PT Futura Energi Global Tbk (FUTR), yang saat ini menggarap proyek geothermal di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Baturaden, Jawa Tengah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa panas bumi merupakan salah satu energi baru terbarukan (EBT) dengan cadangan terbesar di dunia.
“Saat ini Indonesia menempati posisi nomor dua sebagai produsen listrik panas bumi secara global. Dengan kapasitas terpasang listrik dari sumber panas bumi sebesar 2.744 Megawatt (MW), posisi Indonesia hanya berada di bawah Amerika Serikat yang memiliki 3.937 MW listrik dari panas bumi," ujar Bahlil dalam Pembukaan Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di JCC, Jakarta, seperti dikutip Kamis (18/9/2025).
Ia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan percepatan reformasi regulasi untuk mendorong lelang WKP panas bumi.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian ESDM meluncurkan platform digital bernama Genesis yang sejak 2024 digunakan untuk proses lelang WKP.
"Salah satu yang tidak disukai investor adalah aturan yang berbelit-belit. Semakin berbelit aturan, semakin tidak disukai oleh investor. Maka program kami waktu satu tahun kemarin adalah memangkas berbagai tahapan regulasi yang menghambat proses percepatan dalam bidang geothermal. Kita memangkas semuanya," kata Bahlil.
Langkah pemerintah ini mendapat respons positif dari pelaku usaha. Komisaris Utama Aurora Dhana Nusantara, Anggara Suryawan, menilai pengembangan green energy merupakan keniscayaan.
"Karena kita melihat ke depannya itu akan semakin menuju ke green. Dan elektrifikasinya juga produk-produk green itu mencari produksi listrik yang memang berasal dari green. Sehingga semua proses dari penghasilan listrik sampai menjadi produk itu semuanya green," imbuh Anggara.
Baca Juga: RI Mau Kembangkan Energi Listrik dari Panas Bumi Berkapasitas 530 MW
Menurutnya, FUTR tidak hanya fokus pada geothermal, tapi juga akan memperluas portofolio ke berbagai sumber energi terbarukan lain seperti solar PV, Fame, LPG, dan Green Hydrogen.
Saat ini, manajemen juga masih mencari potensi lokasi baru untuk proyek geothermal selain Baturaden.
"Kita masih mencari aset-aset lain. Tapi, karena secara timing itu mulai dari identifikasi sampai COD itu kalau geotermal panjang," imbuhnya.
Anggara menambahkan, proyek geothermal Baturaden masih menunggu masuknya investor strategis yang siap mendukung pendanaan.
"Dia sudah datang dan berminat untuk investasi di kita. Kita sudah mulai berbicara agak detail. Makanya tadi mereka ada berbicara," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor