Bisnis / Keuangan
Sabtu, 20 September 2025 | 12:10 WIB
Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri (Suara.com/Novian)
Baca 10 detik
  • Sejumlah SPBU swasta, seperti Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil, mengalami kelangkaan BBM karena kuota impor yang diberikan pemerintah tidak mencukupi, meskipun sudah dinaikkan 10 persen pada tahun 2025.
  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengusulkan agar SPBU swasta mengimpor BBM tambahan melalui Pertamina. Solusi ini disambut baik oleh para pengusaha SPBU swasta.
  • Direktur Utama Pertamina Simon A. Mantiri berkomitmen untuk menjalankan proses impor ini dengan mekanisme yang transparan (open book).

Suara.com - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis tertentu di sejumlah SPBU swasta, seperti Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil, telah menimbulkan kekhawatiran serius. Bahkan, beberapa SPBU terpaksa merumahkan karyawan dan mencari cara lain untuk bertahan.

Menanggapi krisis ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyarankan solusi strategis: impor BBM tambahan melalui Pertamina.

Pihak SPBU swasta pun menyambut baik tawaran ini. Mereka setuju untuk mengimpor BBM di luar kuota yang ditetapkan pemerintah, dengan memanfaatkan Pertamina sebagai jalur utamanya melalui skema business to business (B2B).

Meskipun kuota impor BBM untuk SPBU swasta di tahun 2025 sudah naik 10 persen dari tahun sebelumnya, jumlah tersebut ternyata masih belum mencukupi. Akibatnya, stok BBM di beberapa SPBU swasta seringkali habis, mengganggu operasional dan berdampak pada nasib para pekerja.

Kondisi ini membuat para pekerja yang masih bertahan harus putar otak, bahkan ada yang beralih menjual makanan ringan untuk menambah pemasukan. Situasi ini menunjukkan betapa gentingnya masalah pasokan yang mereka hadapi.
`
Menanggapi kesepakatan ini, Direktur Utama Pertamina, Simon A. Mantiri, menegaskan komitmennya untuk menjalankan proses impor dengan transparan.

"Saya sudah sampaikan, terbuka untuk semua untuk dilakukan mekanisme open book supaya bersama-sama," kata Simon di Istana Negara, Jumat (19/9/2025).

Load More