Bisnis / Makro
Rabu, 24 September 2025 | 14:07 WIB
Delegasi RI kunjungi Turki kerja sama kembangkan industri halal. [ist].
Baca 10 detik
  •    Indonesia perluas kolaborasi internasional untuk industri halal nasional

  •    Delegasi Indonesia kunjungi Turki untuk perdalam wawasan halal

  •    Kolaborasi pemerintah, swasta, dan akademisi kunci pengembangan halal

Suara.com - Upaya memperkuat industri halal nasional terus bergulir. Delegasi Indonesia yang terdiri dari akademisi, tokoh ormas, dan pemerintah melakukan kunjungan ke Turki dalam rangka program Indonesia-Middle East and North Africa (MENA) Expert Exchange 2025 pada 7–13 September 2025.

Agenda tersebut bertujuan memperdalam kolaborasi internasional dalam pengembangan ekosistem halal Indonesia yang semakin strategis di pasar global.

Delegasi melakukan kunjungan ke sejumlah lembaga penting seperti Halal Accreditation Agency (HAK) Ankara, Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC), lembaga sertifikasi halal GIMDES, serta universitas dan fasilitas industri halal di Turki.

Industri halal khususnya di sektor makanan sangat berpengaruh di Kaltim. [kaltimtoday.co]

Direktur Halal Center UNU Yogyakarta, Listiana Hidayati, menekankan pentingnya memperluas jejaring dan wawasan global. Dengan keterlibatan langsung bersama lembaga-lembaga terkemuka Turki, delegasi UNU Yogyakarta mendapatkan wawasan yang berguna untuk memperkaya ekosistem halal Indonesia.

"Agenda ini juga memperluas jaringan internasional dengan lembaga halal terkemuka di Turki, baik dari sisi akreditasi, sertifikasi, dan riset," ujarnya seperti dikutip, Rabu (24/9/20250.

Sementara itu, Direktur Kemitraan & Kerja Sama BPJPH RI, Fertiana Santy, menegaskan perlunya sinergi lintas pihak. Kolaborasi pemerintah, swasta, dan akademisi baik secara nasional maupun lintas negara menjadi salah satu kunci dalam proses pengembangan jaminan produk halal di Indonesia.

"Program kolaborasi Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 menjadi salah satu langkah strategis yang bisa kita lakukan," imbuhnya.

Dari pihak Turki, Chairman HAK, Zafer Soylu, menyoroti tantangan standarisasi global. Apalagi, memang selama ini banyak sekali sistem akreditasi dan sertifikasi halal.

"Oleh karena itu, diperlukan sinergi, kolaborasi, dan satu sistem standarisasi halal yang reliabel untuk semua negara muslim," imbuhnya.

Baca Juga: BTN Syariah Akan Berubah Jadi Bank Syariah Nasional, Layani Tabungan Emas Hingga Haji

Sementara, Head of Regulatory Affairs Danone Indonesia, Prima Sehanputri, mengatakan pihaknya berkomitmen memperkuat rantai nilai halal di dalam negeri. Perseroan yakin spek halal merupakan prinsip fundamental yang harus dijalankan secara menyeluruh.

"Untuk itu, melalui kolaborasi bersama UNU Yogyakarta kami berkomitmen mendukung kemajuan industri halal nasional dan memastikan setiap produk yang kami hadirkan tidak hanya halal, tetapi juga bermanfaat, aman, dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia," jelas Prima.

Tak hanya berdialog, BPJPH juga menandatangani Recognition Agreement (RA) dengan GIMDES. Lewat kerja sama ini, produk yang mendapat sertifikasi halal dari GIMDES bisa masuk pasar Indonesia dengan registrasi secara online. Langkah ini diharapkan memperkuat akses pasar sekaligus meningkatkan kepercayaan konsumen.

Selain Turki, program Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 juga akan mengirim pakar Indonesia ke Mesir untuk mengkaji pertanian berkelanjutan. Sebaliknya, akademisi dari Turki dan Mesir dijadwalkan datang ke Indonesia untuk berbagi pengetahuan terkait kesehatan publik dan penguatan ekosistem halal.

Load More