Bisnis / Keuangan
Kamis, 02 Oktober 2025 | 09:11 WIB
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (21/2/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  •   IHSG berbalik menguat pagi hari mencapai level 8.086 Kamis ini

  •   IHSG diprediksi bervariasi melemah karena tekanan jual investor asing

  •   Penguatan Wall Street dan komoditas menopang IHSG dari sentimen negatif

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menghijau di perdagangan Kamis, 2 Oktober 2025 pagi. IHSG menguat ke level 8.070.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.03 WIB, IHSG masih menanjak naik 0,53 persen ke level 8.086.

Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 2,76 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,62 triliun, serta frekuensi sebanyak 158.100 kali.

Pekerja beraktivitas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (21/2/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 281 saham bergerak naik, sedangkan 167 saham mengalami penurunan, dan 508 saham tidak mengalami pergerakan.

Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, AADI, ADES, ARTO, BBCA, BNLI, BREN, BRPT, COIN, DCII, EMTK, ICBP, MCAS.

Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Looser diantaranya, ADMF, BBRI, DATA, DSSA, GGRM, HEXA, INCO, JSPT, KONI, LION, MGLV.

Proyeksi IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak bervariasi cenderung melemah pada perdagangan Rabu (1/10/2025).

Tekanan aksi jual investor asing, terutama di saham-saham perbankan berkapitalisasi besar, disebut berpotensi menjadi katalis negatif bagi pasar.

Baca Juga: Shutdown AS Diabaikan, IHSG 'Pertahankan'Level 8.000 di Tengah Tekanan Jual Asing

Mengutip riset Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia, sentimen positif datang dari penguatan indeks di bursa Wall Street dan kenaikan harga beberapa komoditas mineral logam seperti emas, timah, tembaga, serta crude palm oil (CPO).

Faktor ini dinilai dapat menopang IHSG di tengah ketidakpastian.

Meski begitu, dominasi aksi jual asing bisa membuat indeks sulit beranjak lebih tinggi.

"IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 8.005/7.965 dan resist 8.080/8.120,” tulis CGS International dalam laporannya.

Load More