-
IHSG melemah 0,40 persen ke 8.241 akibat sentimen global dan profit taking.
-
Sektor bahan baku dan properti memimpin penurunan, GGRM justru menguat signifikan.
-
Pelemahan dipicu kontraksi manufaktur AS dan ketidakpastian suku bunga The Fed.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 4 November 2025. Hal ini seiring sentimen negatif dari pasar global yang mendorong investor melakukan aksi ambil untung setelah reli dalam beberapa pekan terakhir.
IHSG turun 33,17 poin atau 0,40 persen ke level 8.241.
Total transaksi di Bursa Efek Indonesia mencapai 28,55 miliar saham dengan nilai Rp 19,49 triliun, dan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 15.028 triliun. Sebanyak 207 saham menguat, 439 saham melemah, dan sisanya stagnan.
Dari sisi sektoral, penurunan IHSG dipimpin oleh sektor bahan baku (basic material) yang turun 15,22 poin, diikuti sektor properti (4,93 poin) dan teknologi (4,14 poin).
Beberapa saham besar justru berhasil mencatatkan penguatan signifikan di tengah tekanan pasar. Gudang Garam (GGRM) naik 5,69 persen ke Rp 17.650, DSSA menguat 4,55 persen ke Rp 92.000, dan MPRO naik 6,84 persen ke Rp 7.025.
Saham IMPC bahkan melesat 18,86 persen ke Rp 2.710, menjadi salah satu top gainer hari ini.
Sementara itu, saham-saham seperti RISE anjlok 14,80 persen ke Rp 8.350, POLU melemah 8,90 persen ke Rp 23.800, dan SINI turun 9,92 persen ke Rp 5.900 menjadi penekan indeks utama.
Phillip Sekuritas Indonesia dalam riset hariannya menjelaskan, mayoritas bursa saham Asia juga ditutup melemah. KOSPI Korea Selatan menjadi yang paling dalam terkoreksi, yakni 2,37 persen, setelah investor melakukan aksi profit taking pada saham-saham teknologi yang sempat reli selama empat hari beruntun.
"Investor secara agresif melakukan aksi ambil untung menyusul reli saham-saham sektor teknologi dalam beberapa minggu belakangan ini," tulis Phillip Sekuritas.
Baca Juga: Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
Selain faktor teknikal, pelemahan juga dipicu oleh rilis data ISM Manufacturing Index AS yang menunjukkan kontraksi di sektor manufaktur selama delapan bulan berturut-turut hingga Oktober.
Aktivitas pesanan baru (new orders) yang lesu memperburuk kekhawatiran soal pelemahan ekonomi AS.
Situasi kian tidak menentu karena perbedaan pandangan di antara pejabat tinggi Federal Reserve (The Fed) terkait arah kebijakan suku bunga. Gubernur The Fed Stephen Miran menegaskan perlunya pemangkasan suku bunga lebih besar, sementara Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee justru memperingatkan agar tidak tergesa menurunkan suku bunga ketika inflasi masih jauh dari target 2 persen.
"Ketidakpastian mengenai apakah pemangkasan suku bunga akan terjadi di bulan Desember membuat investor khawatir suku bunga tinggi bisa bertahan lebih lama lagi," tulis Philips Sekuritas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
Bahlil akan Pangkas Produksi Nikel, Harga di Dunia Langsung Naik