-
Citi Indonesia memprediksi tahun 2026 akan menjadi tahun yang menantang bagi investasi di Indonesia.
-
Vietnam menjadi pesaing utama karena reformasi birokrasi dan iklim investasinya lebih menarik.
-
Indonesia perlu memperbaiki iklim investasi dan mengurangi hambatan perdagangan agar mampu menarik lebih banyak FDI
Suara.com - Citibank NA Indonesia (Citi Indonesia) memperkirakan investasi di Indonesia akan menantang di 2026.
Hal ini dikarenakan beberapa negara Asia Tenggara menjadi pesaing Indonesia dalam mendapatkan calon investor
Chief Economist di Citi Indonesia Helmi Arman mengatakan, di tahun 2026 tantangan ekonomi masih cukup besar.
Termasuk dalam meraih Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dari luar negeri.
"Kita perlu lebih banyak kebijakan-kebijakan dalam meraih global FDI itu tahun ini. Karena FDI melambat secara global itu kontraksi," ujarnya saat berbincang dengan Media di Langham Hotel, Rabu (5/12/2025).
Menurut dia, FDI untuk ASEAN masih tumbuh. Apalagi Investasi yang masuk ke ASEAN masih cukup besar.
Namun, Indonesia harus berusaha keras dikarenakan Vietnam menjadi kompetitor dalam mendapatkan calon investor.
"Tapi kita ada kompetitor berat. Jadi Vietnam. Sehingga banyak FDI yang masuk ke sana," ucap Helmi Arman.
Dia memaparkan banyaknya investasi yang masuk ke Vietnam dikarenakan birokrasi penanaman modal yang cukup mudah.
Baca Juga: R&I Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia di BBB+, Bukti Ekonomi Tangguh di Tengah Gejolak Global
Apalagi, ekonomi Vietnam terus mengalami pertumbuhan dibandingkan Indonesia.
"Vietnam ini reformasi strukturalnya jauh lebih kencang dari kita. Dari sisi satu, reformasi birokrasi. Mereka kabinetnya itu diperkecil kemarin bulan Maret. Kementerian dibuat lebih sedikit. Supaya koordinasinya bagus," jelasnya.
Dia pun menyarankan agar Indonesia terus memperbaiki iklim investasinya.
Salah satunya mengurangi berbagai hambatan di sektor perdagangan.
"Growth nggak akan sustainable kalau investasinya seret. Yang mudah-mudahan setelah konsolidasi politik, kita menunggu fokusnya diarahkan kembali ke reformasi struktural. Misalkan dengan mengurangi berbagai hambatan perdagangan, tambahkan berusaha," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Prasasti: Realisasi Investasi Naik Bukti Ekonomi Indonesia Dipandang Positif
-
Pemerintah Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen, Apa Buktinya?
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
Ekonomi Indonesia Diramal Membaik, Konsumsi Rumah Tangga Bakal Digenjot
-
Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Hanya 4,8 Persen, Lapangan Kerja Makin Sedikit
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Cara Dapat BLT Kesra Rp900 Ribu: Syarat, Penerima, Cara Daftar dan Jadwal Cair
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Jamin Keaslian Data! Peruri Dorong Hilirisasi Ijazah Digital
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Satgas PKH Rampas Tambang Ilegal Terafiliasi Kiki Barki, Aktivis Malut Tunggu Giliran PT Position
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Pengeluaran Riil Orang RI Hanya Rp12,8 Juta Per Tahun
-
Melalui Trade Expo Indonesia 2025, Telkom Dukung UMKM Binaan Tembus Pasar Global
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
Rencana Merger BUMN Karya Terus Digas, Tinggal Tunggu Kajian