- PT Danantara Asset Management (DAM) menyusun 21 program kerja tahun ini sebagai strategi membangkitkan BUMN sakit melalui restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan bisnis.
- Restrukturisasi beberapa BUMN telah dilakukan secara bertahap, termasuk penyuntikan dana Rp23,67 triliun kepada PT Garuda Indonesia untuk mengembalikan operasional perusahaan tersebut.
- DAM akan mengkonsolidasikan BUMN dengan mengurangi anak dan cucu usaha yang tidak fokus pada inti bisnis utama atau berpotensi menjadi beban keuangan perusahaan.
Suara.com - PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM telah menyiapkan strategi untuk kembali membangkitkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sakit. DAM telah menyusun 21 program kerja yang telah dijalankan dan selesai tahun ini.
Setidaknya, ada 3 garis besar yang dilakukan Danantara ke BUMN yakni, resrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan bisnis.
Managing Director DAM Febriany Eddy, menjelaskan dalam proses restrukturisasi memang telah dijalankan di beberapa BUMN. Restrukturisasi ini dijalankan secara bertahap, ada yang selesai tahun ini, ada yang berlanjut hingga tahun 2026 mendatang.
"Kenapa sih yang 21 ini yang dibikin untuk tahun ini, itu yang urgent important, yang memang kalau tidak dilakukan restrukturisasi tahun ini, maka tahun depan dia mungkin akan lebih sulit untuk direstrukturisasi. Jadi ada urgency untuk segera dibantu tahun ini," ujarnya dalam Media Coffee Briefing di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Adapun, restrukturisasi BUMN yang tengah dijalankan Danantara yaitu, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA). Danantara telah menyuntikan dana sebesar Rp 23,67 triliun untuk mengembalikan kondisi operasional Garuda Indoneiaa.
"Jadi injeksi modal itu hanyalah awal dari pekerjaan besar dan transformasi Garuda," katanya.
Selain itu, Febriany juga akan mengkonsolidasikan BUMN, karena saat ini dilihat terlalu banyak anak dan cucu usaha. Maka dari itu, Danantara akan melakukan konsolidasi dari BUMN itu agar fokus pada inti bisnis.
"Yang tidak menjadi bagian dari ekosistem yang dibutuhkan. Mungkin kita harus bertanya, rugi nggak? Kalau rugi udah nggak usah ajak disitu daripada menjadi beban. Nah itu kira-kira konsep dari transformasi yang akan kita lakukan," pungkasnya.
Baca Juga: Tak Hanya Soal Bisnis, Danantara Beri Tugas Penting ke Dua Direksi Ekpatriat Garuda Indonesia
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak