Bisnis / Keuangan
Jum'at, 14 November 2025 | 11:37 WIB
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). [Suara.com/Achmad Fauzi].
Baca 10 detik
  • COO Danantara, Dony Oskaria, mengkaji permintaan pendanaan USD 500 juta dari PT Krakatau Steel (KRAS) setelah meninjau kondisi bisnisnya.
  • Danantara mensyaratkan pemenuhan prasyarat berupa model bisnis proper dan komitmen manajemen KRAS untuk efisiensi biaya.
  • Injeksi dana dari Danantara berdampak signifikan; KRAS berhasil mencetak laba USD 22,1 juta pada Kuartal III Tahun 2025.

Suara.com - Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, Dony Oskaria mengungkapkan rencana guyuran dana ke PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS). Setidaknya, permintaan KRAS untuk meminta dana sekitar USD 500 juta atau setara Rp 8,35 triliun, (Asumsi kurs Rp 16.700).

Dony melihat ada potensi Danantara untuk memberikan dana ke KRAS, namun banyak pertimbangan yang harus dilakukan.

Ia menjelaskan, Danantara juga tengah mengkaji soal keseluruhan kondisi bisnis kRAS mulai daria nalisis biaya pokok produksi (COGS), EBITDA, hingga kontribusi margin.

Krakatau Steel. (Dok: Istimewa)

"Jadi yang kami lakukan itu mereview setiap bisnisnya dulu. Kalau dia sudah masuk ke dalam model yang benar, baru kita hitung berapa kebutuhan finansialnya," ujar Dony di Garuda Sentra Operasi, Cengkareng, yang dikutip Jumat (14/11/2025).

Mantan Bos InJourney ini menuturkan, manajemen KRAS juga harus memenuhi peersyaratan-persyaratan yang diajukan oleh Danantara. Misalnya, terang Dony, harus ada model bisnis dan komitmen manajemen untuk menumbuhkan bisnis.

"Jadi, ada kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan oleh direksinya, tentu saja, untuk bisa melakukan proses itu, kan. Kalau direksinya nggak komit melakukan, misalnya, pemotongan cost, efisiensi, ya prasaratnya dulu. Makanya saya bilang bahwa saat ini itu sebenarnya di Danantara kita tidak sekedar memberikan uang," imbuhnya.

Dony menilai justru akan percuma jika Danantara tetap menyuntikan dana jumbo tersebut kepada KRAS, jika bisnisnya tak jalan dan masih merugi.

"Misalnya gini, udah jelas itu bisnisnya diapain pun negatif, gitu. Kalau kita kasih uang berapa pun, habis uang kita kan. Jadi ada persyaratan, tapi dia masuk dulu ke dalam bisnis model yang proper, baru kita hitung. Kalau butuh modal kerja, baru kita hitung," tegasnya.

Untuk diketahui, KRAS juga akan mengajukan tambahan hingga USD 500 juta lainnya setelah kesepakatan restrukturisasi dengan perbankan tercapai.

Baca Juga: Garuda Indonesia Tahan Datangkan 3 Pesawat Baru, Apa Alasannya?

Dony menegaskan bahwa dana ini krusial mengingat beban kewajiban utang KRAS yang sangat besar dan sempat diperparah insiden kebakaran pabrik tahun lalu.

Perbaikan komprehensif yang dilakukan Danantara mencakup review total model bisnis, mengkaji nilai kompetitif, hingga perbaikan manajemen secara menyeluruh.

Dukungan finansial dari Danantara ini terbukti memberikan dampak signifikan pada laporan keuangan perseroan. KRAS berhasil membalikkan keadaan di Kuartal III Tahun 2025, mencatat laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 22,1 juta (sekitar Rp367,8 miliar).

Laba ini adalah sebuah comeback dramatis, mengingat pada periode yang sama tahun 2024, KRAS masih menderita kerugian hingga USD 185,2 juta.

Load More