- Pemerintah mengalokasikan tambahan dana kas negara senilai total Rp76 triliun kepada Himbara.
- Total suntikan likuiditas ini mencapai Rp76 triliun.
- Bank DKI juga mendapatkan sekitar Rp1 triliun.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali menggunakan strategi 'injeksi likuiditas' jilid dua. Pemerintah mengalokasikan tambahan dana kas negara senilai total Rp76 triliun kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dan kali ini turut menyentuh Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta.
Penambahan dana ini dilakukan pada 10 November lalu, dan bertujuan mendongkrak pertumbuhan ekonomi lewat penyaluran kredit yang lebih murah dan cepat ke sektor riil.
Data penempatan dana tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (17/11/2025).
Secara rinci, tiga bank raksasa Himbara mendapatkan jatah yang sama besar, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memacu kredit di bank-bank utama:
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Menerima tambahan Rp25 triliun.
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI): Menerima tambahan Rp25 triliun.
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI): Menerima tambahan Rp25 triliun.
- Bank DKI Jakarta turut mendapat suntikan likuiditas sebesar Rp1 triliun.
Febrio menjelaskan bahwa kebijakan penempatan dana ini sangat strategis karena biaya dana (cost of fund) yang ditanggung perbankan menjadi jauh lebih rendah. Pemerintah menempatkan dana tersebut dengan bunga sekitar 3,85%—sekitar 80% dari suku bunga Bank Indonesia (BI).
"Ini utamanya karena [dana] yang kita tempatkan di sana lebih rendah biayanya dibandingkan cost of fund dari perbankan yang kita tempatkan itu," ujar Febrio. "Itu membuat cost of fund perbankan sangat tertolong, dan itu membuat [penyaluran kredit] lebih cepat, dan lebih murah."
Tambahan likuiditas ini telah berhasil menekan suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang sebelumnya tinggi. Febrio optimistis, pada gilirannya hal ini akan menarik suku bunga kredit untuk ikut menurun.
Realisasi Dana Jilid Pertama Sudah 84%
Kemenkeu juga melaporkan bahwa penempatan dana tahap pertama senilai Rp200 triliun telah menunjukkan progres signifikan. Penyaluran dana tersebut telah mencapai 84%, atau setara sekitar Rp167,6 triliun, yang membuktikan bahwa perbankan merespons positif strategi 'membuat pusing' dari Menkeu Purbaya tersebut.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Heran Lomba Lari Berbayar: Boleh lah!
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Tarif Listrik PLN per kWh Periode November Hingga Desember 2025
-
Hasil Pertemuan Empat Mata Prabowo - Dasco: Genjot Ekonomi 8 Persen
-
IHSG Sesi I Tergelincir ke Zona Merah, APEX Masih Ngacir Meroket
-
Harga Minyak Anjlok Dipicu Pembukaan Pemuatan Rusia
-
BTN Spin-off Unit Usaha Syariah, Diserahkan ke Bank Syariah Nasional
-
Bullion Connect 2025: Forum Pemerintah Dorong Penguatan Ekosistem Bulion Nasional
-
Medical Advisory Board, Langkah AdMedika Dalam Perkuat Tata Kelola Medis
-
Ajang Anugerah Media Humas - Komdigi 2025: Telkom Raih Dua Penghargaan Terbaik
-
Emas Antam Terjungkal, Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.322.000 per Gram
-
Gelar RUPSLB, CRSN Tambah Portofolio Bisnis