Bisnis / Makro
Jum'at, 28 November 2025 | 09:02 WIB
Diskusi Core Economic Outlook 2026. [Suara.com / Fadil]
Baca 10 detik
  • CORE memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2026 hanya mencapai 4,9 hingga 5,1 persen akibat melemahnya net ekspor.
  • Kondisi ekonomi 2026 diperkirakan memburuk karena konsumsi rumah tangga dan investasi diprediksi tidak lebih baik dari 2025.
  • Industrialisasi inklusif serta stabilitas politik dan keamanan menjadi kunci penting untuk mencapai lompatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Suara.com - CORE Indonesia memproyeksikan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 belum bisa membaik, dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,9 persen hingga 5,1 persen.

Hal ini sesuai dengan riset CORE yang bertajuk 'Brief Report CORE Economi Outlook 2026'. Dalam riset itu, CORE menilai belum ada strategi yang membuat adanya akselerasi pertumbuhan meski relatif resilien.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, memproyeksikan ekonomi RI bahkan mungkin lebih buruk pada 2026 dibandingkan 2025.

"Net ekspor akan turun, tetapi akan ada kenaikan marginal di spending pemerintah, konsumsi rumah tangga, dan investasi. Tapi, karena kenaikannya marginal, ini kemungkinan tidak bisa mengompensasi menyempitnya net ekspor," ujar Faisal dalam laporan yang diterima Suara.com, Jumat (28/11/2025).

Diskusi Core Economic Outlook 2026. Foto Fadil-Suara.com

Faisal mengungkapkan, kondisi memburuk ini terlihat dari indikator ekonomi RI ini mulai dari konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan tidak lebih baik dari tahun 2025.

Sedangkan, dari sisi konsumsi, misalnya, pertumbuhan kredit konsumsi terus melemah sepanjang Februari hingga Oktober 2025.

Pada Februari pertumbuhan kredit konsumsi tumbuh 10,2 persen sementara pada Oktober melemah di level 6,9 persen secara tahunan. Beberapa indikator konsumsi kelas menengah juga belum menunjukkan pemulihan, seperti terkontraksinya penjualan rumah sedang dan besar, masing-masing turun 12 persen dan 23 persen pada Kuartal-III 2025.

Investasi Merosot

Dari sisi investasi, masuknya modal asing diperkirakan merosot pada 2025, dan berpotensi berlanjut pada 2026 jika tidak ada perubahan kebijakan yang mampu memulihkan kepercayaan investor.

Baca Juga: Forum Ekonomi KB Bank Hadirkan Tokoh Nasional Bahas Arah Ekonomi dan Investasi Jelang 2026

Sepanjang triwulan I hingga III 2025, pertumbuhan investasi asing merosot 1 persen, sementara investasi domestik meningkat 30 persen.

Meski demikian, Indonesia tetap bisa tumbuh jika pemerintah mendorong industrialisasi yang inklusif sebagai basis untukmenciptakan lompatan pertumbuhan ekonomi.

Hal ini sekaligus menjadi solusi atas kondisi Indonesia yang sudah terlalu lama terjebak dalam stagnasi pertumbuhan di level 5 persen.

"PR kita adalah, bahwa Indonesia tumbuh terlalu rendah dalam jangka lama, dan bahkan pertumbuhannya itu cenderung melambat," jelas ekonom senior Hendri Saparini.

Saran Strategi Pemerintah

Hendri menambahkan, kalau berkaca dari negara lain, lompatan ekonomi itu terjadi jika perekonomian didominasi oleh aktivitas di industri manufaktur. Maka itu, Hendri menyoroti industrialisasi adalah kunci jika Indonesia ingin mencapai lompatan pertumbuhan.

Load More