- Dinas Ketahanan Pangan Puncak mengadakan pelatihan diversifikasi pangan lokal bagi mama-mama di Ilaga pada 4-5 Desember 2025.
- Pelatihan hasil kerja sama dengan Fateta UNIPA bertujuan mengurangi ketergantungan pangan dari luar daerah Puncak.
- Hasil olahan pangan lokal seperti sirup dan keripik akan didukung untuk dipasarkan guna meningkatkan ekonomi keluarga.
Suara.com - Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, baru-baru ini menggelar inisiatif penting untuk meningkatkan kemampuan pengolahan dan pemasaran bahan pangan lokal.
Kegiatan bertajuk “Pelatihan Diversifikasi Pangan Lokal” ini dilaksanakan bagi mama-mama di Ilaga selama dua hari, pada 4 hingga 5 Desember 2025, di Aula Negalar, Ilaga.
Pelatihan ini didukung oleh Tim dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Papua (Fateta UNIPA).
Kegiatan ini dibuka oleh Elkana Waropen, Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah, yang menyoroti urgensi diversifikasi pangan bagi Kabupaten Puncak.
Elkana menyampaikan, "Harapan kami kepada tim dari UNIPA adalah agar masyarakat di sini semakin memahami diversifikasi pangan lokal serta kaitannya dengan ketahanan pangan di kabupaten ini."
Ia mengakui bahwa Kabupaten Puncak saat ini masih sangat bergantung pada pasokan yang didatangkan dari luar daerah, termasuk untuk kebutuhan pangan sehari-hari.
Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan dapat memberdayakan mama-mama untuk mengolah bahan pangan lokal secara mandiri.
Menurut Elkana, pelatihan tersebut tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk membuka peluang usaha melalui UMKM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan ekonomi keluarga.
Gino N. Cepeda, Ketua Tim Fateta UNIPA, menjelaskan pendekatan tim dalam pelatihan tersebut, yaitu membawa teknologi sederhana yang disesuaikan dengan kondisi Kabupaten Puncak.
Baca Juga: Di Balik Penyesalan Menkes, Ada PR Besar Layanan Kesehatan Papua
"Kami membawa teknologi yang mudah diterapkan oleh mama-mama di sini. Bahan pangan lokal seperti ubi jalar, talas, sankis, terong belanda, dan markisa akan kami olah menjadi produk sederhana yang memiliki nilai jual," terang Gino.
Ia berharap metode dan teknologi ini dapat diaplikasikan dengan mudah agar masyarakat mampu memproduksi pangan olahan secara mandiri dan berkelanjutan.
Otto Alom, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Puncak, menyampaikan komitmennya untuk mendukung keberlanjutan program ini dengan memperkuat kerja sama UMKM dan memperluas distribusi produk.
"Ke depan, kami akan bekerja sama dengan UMKM dan berupaya mengirimkan produk-produk ini ke Timika untuk dijual di supermarket yang membuka peluang kerja sama," jelas Otto.
Meskipun saat ini fasilitas dan alat produksi masih terbatas, Otto memastikan pihaknya akan meningkatkan dukungan pada kegiatan selanjutnya.
"Tahun depan kami akan lebih tingkatkan dukungan kami, agar mama-mama tidak kalah saing dengan daerah lain. Ini baru langkah awal dari program yang lebih besar ke depan," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Kriteria yang Tidak Layak Menerima Bantuan Meski Terdaftar di DTSEN
-
Dana P2P Lending PT Dana Syariah Indonesia Cuma 0,2 Persen, Tata Kola Semrawut?
-
Dasco Bocorkan Pesan Presiden Prabowo: Soal UMP 2026, Serahkan pada Saya
-
Pertamina Pasok 100.000 Barel BBM untuk SPBU Shell
-
Bitcoin Banyak Dipakai Pembayaran Global, Kalahkan Mastercard dan Visa
-
Purbaya Mau Ubah Skema Distribusi Subsidi, Ini kata ESDM
-
Menkeu Purbaya Pertimbangkan Tambah Anggaran TKD ke Pemda 2026, Ini Syaratnya
-
Peserta Asuransi Kesehatan Swasta Harus Ikut Bayar Biaya RS Mulai Januari 2026
-
Bioekonomi Jadi Strategi Kunci Transformasi RI 2045, Apa Itu?
-
Emiten KEEN Menang Tender Garap PLTS Tobelo 10 MW