- Harga minyak dunia menguat pada 8 Desember 2025 karena proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed Amerika Serikat.
- Risiko geopolitik terkait pasokan minyak Rusia dan Venezuela menjadi faktor penting pemicu kenaikan harga minyak mentah.
- Diskusi G7/UE mengganti batas harga Rusia dengan larangan layanan maritim berpotensi membatasi pasokan minyak lebih lanjut.
Suara.com - Harga minyak dunia kembali menguat pada perdagangan Senin, 8 Desember 2025. Kenaikan harga terjadi disebabkan perkiraan pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve Amerika Serikat, serta risiko geopolitik yang mengancam pasokan Rusia dan Venezuela.
Mengutip dari Investing, harga minyak mentah Brent naik 9 sen, atau 0,14 persen menjadi USD 63,84 per barel pada pukul 03.21 GMT. Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di harga USD 60,16, naik 8 sen, atau 0,13 persen.
Tercatat, kedua kontrak ditutup pada sesi perdagangan Jumat pada level tertinggi sejak 18 November.
Kenaikan harga itu, disebabkan pasar yang saat ini memperkirakan peluang 84 persen Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu ini.
Namun, komentar dari anggota dewan menunjukkan bahwa pertemuan tersebut akan sangat terpecah, meningkatkan fokus investor pada arah kebijakan dan dinamika internal bank sentral.
Selain itu kenaikan harga juga dipicu ketidakpastiaan perdamaian antara Ukraina dengan Rusia.
Dilaporkan terdapat sejumlah perbedaan pandangan dala upaya damai itu, di antaranya mengenai jaminan keamanan untuk Kyiv dan status wilayah yang diduduki Rusia yang masih belum terselesaikan.
Para pejabat AS dan Rusia juga memiliki pandangan yang berbeda mengenai proposal perdamaian yang diajukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
"Berbagai potensi hasil dari upaya terbaru Trump untuk mengakhiri perang dapat memicu fluktuasi pasokan minyak lebih dari 2 juta barel per hari," ujar analis ANZ dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Susut Imbas Perundingan Moscow Gagal
Menurut analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, gencatan senjata adalah risiko penurunan utama bagi prospek harga minyak, sementara kerusakan berkelanjutan pada infrastruktur minyak Rusia merupakan risiko kenaikan yang signifikan.
"Kami yakin kekhawatiran kelebihan pasokan pada akhirnya akan terwujud, terutama karena aliran minyak dan produk olahan Rusia pada akhirnya akan menghindari sanksi yang berlaku, yang mendorong harga berjangka secara bertahap mendekati USD 60 per barel hingga tahun 2026," ujar Dhar dalam sebuah catatan.
Sementara itu, menurut sumber yang mengetahui masalah ini kepada Reuters, negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa sedang berdiskusi untuk mengganti batas harga ekspor minyak Rusia dengan larangan total layanan maritim.
Langkah ini kemungkinan akan membatasi pasokan lebih lanjut dari produsen minyak terbesar kedua di dunia tersebut.
Amerika Serikat (AS) juga meningkatkan tekanan terhadap Venezuela, anggota OPEC, dengan melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan obat-obatan terlarang dari negara anggota OPEC tersebut, di samping adanya pembicaraan mengenai tindakan militer untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Di sisi lain, menurut sumber perdagangan dan analis, kilang independen China telah meningkatkan pembelian minyak Iran yang dikenai sanksi dari tangki penyimpanan darat dengan memanfaatkan kuota impor yang baru dikeluarkan, sehingga meredakan kelebihan pasokan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Aceh Tak Lagi Gelap Gulita, Pasokan Listrik Hampir 100 Persen Pulih
-
Menkeu Purbaya Ngeluh Saham Gorengan, Apa Gebrakan OJK?
-
Bank Saqu Bidik Layanan Keuangan Sektor Otomotif
-
Rupiah Jadi Mata Uang Paling Lesu di Asia Senin Pagi, Tembus Level Rp 16.676
-
LPS Catat Jumlah Rekening Tidur Turun Jadi 657,19Juta
-
IHSG Bangkit pada Awal Sesi ke Level 8.676, Cermati Saham-saham Ini
-
9 Saran Dino Patti Djalal untuk Prabowo: Anggaran Militer Digunakan Bantu Sumatera
-
Biang Kerok Banjir dan Longsor: Sawit, Tambang, atau Kertas?
-
Profil Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Ditunjuk Jadi Satgas Percepatan Perbaikan Sumatera
-
Jelang Akhir Tahun Pertamina Perkuat Keamanan Objek Vital Nasional Sektor Energi