Bisnis / Makro
Senin, 08 Desember 2025 | 13:10 WIB
Menteri Perindustria Agus Gumiwang Kartasasmita di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/11/2025). Foto Fadil-Suara.com
Baca 10 detik
  • Kementerian Perindustrian mempercepat transformasi digital manufaktur lewat Making Indonesia 4.0 guna menjaga daya saing industri nasional.
  • Menteri Perindustrian menekankan pentingnya inovasi dan kesiapan SDM adaptif sebagai fondasi penguatan industri nasional.
  • BPSDMI menggelar pelatihan teknologi digital seperti Data Scientist dan IoT pada kuartal IV-2025 untuk penguatan SDM industri.

Suara.com - Kementerian Perindustrian berencana mempercepat transformasi digital sektor manufaktur melalui peta jalan Making Indonesia 4.0. Langkah ini, ditujukan menjaga efisiensi industri, memperkuat daya saing, sekaligus menstabilkan kinerja ekspor di tengah dinamika ekonomi global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya percepatan adopsi teknologi sebagai pondasi industri nasional. 

"Kita harus mampu menciptakan ekosistem inovasi yang kokoh guna mempercepat adopsi teknologi sebagai fondasi penguatan industri manufaktur nasional," ujar Agus kepada wartawan, Senin (8/12/2025).

Sejumlah pekerja menyelesaikan produksi panel surya atau modul surya di pabrik produksi PT LEN Industri, Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/6/2015). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/ed/aa.

Agus juga menyoroti kesiapan sumber daya manusia sebagai elemen kunci dalam keberhasilan transformasi digital. Menurutnya, SDM yang adaptif dan kompeten akan menjadi motor perubahan dalam proses industrialisasi yang semakin berbasis teknologi.

Secara makro, Kemenperin mencatat sektor manufaktur masih menjadi kontributor utama perekonomian. Pada kuartal III-2025, industri manufaktur menyumbang 17,39 persen terhadap PDB dan 81 persen terhadap ekspor nasional. Adapun penyerapan tenaga kerja mencapai 20,31 juta orang per Agustus 2025.

Untuk memperkuat kompetensi tenaga kerja industri, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menggelar rangkaian pelatihan berbasis teknologi digital pada kuartal IV-2025. 

Program pelatihan tersebut mencakup Data Scientist, Perekayasaan Jaringan IoT, hingga Transformasi Industri 4.0 Level Manager.

Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menjelaskan pelatihan dirancang agar peserta mampu menjadi penggerak inovasi di lingkungan industri. 

"Pelatihan ini juga dilengkapi sertifikasi kompetensi untuk memastikan setiap peserta tidak hanya memahami aspek teoritis, tetapi juga mampu menerapkan keterampilan secara profesional sesuai dengan standar industri 4.0," tuturnya.

Baca Juga: Kemenperin Akui Industri Otomotif Bahaya, Meski Penjualan Mobil Listrik Meroket, Ini Alasannya

Peserta pelatihan berasal dari berbagai daerah dan mewakili 40 industri berbeda. Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan sektor, mulai dari pengolahan data untuk pengambilan keputusan, pemanfaatan teknis IoT, hingga strategi manajemen perubahan.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman, menambahkan peningkatan kompetensi ini penting agar SDM semakin siap memasuki persaingan industri modern. 

"Penerapan data science, IoT, serta penguatan kapasitas manajerial melalui Pelatihan Transformasi Industri 4.0 Level Manager diharapkan mampu membentuk ekosistem industri yang lebih efisien, adaptif, dan inovatif," katanya.

Upaya tersebut dinilai Kemenperin sebagai bagian dari strategi jangka panjang mewujudkan talenta industri masa depan. Melalui penguatan kapasitas SDM, pemerintah menargetkan struktur industri nasional semakin tangguh menghadapi tantangan global.

Load More