- EMAS kantongi RCF US$350 juta untuk percepat konstruksi Tambang Emas Pani.
- Commissioning ADR capai target, gold pour pertama dijadwalkan awal 2026.
- Proyek Pani 83% rampung dan siap jadi produsen emas utama nasional.
Suara.com - PT Merdeka Gold Resources Tbk (IDX: EMAS), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX: MDKA), resmi mengumumkan sejumlah pencapaian besar yang menandai percepatan menuju fase produksi di Tambang Emas Pani, Pohuwato, Gorontalo.
Melalui tiga entitas operasionalnya PT Pani Bersama Tambang (PBT), PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS), dan PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM) perusahaan berhasil menutup fasilitas pinjaman Revolving Credit Facility (RCF) senilai US$350 juta, sebuah langkah strategis untuk mengamankan pendanaan tahap akhir konstruksi tambang.
RCF yang diteken pada 4 Desember 2025 bersama konsorsium lender domestik dan global melengkapi pendanaan IPO EMAS pada September 2025 yang mengantongi Rp 4,9 triliun (US$280 juta).
Kombinasi pendanaan ini memperkuat likuiditas perusahaan di tengah realisasi belanja modal yang telah mencapai US$208,7 juta per akhir kuartal III 2025.
Dana dari RCF akan dialokasikan untuk refinancing pinjaman anak usaha, kebutuhan modal kerja selama commissioning dan awal operasi, serta pembiayaan lanjutan pengembangan Tambang Emas Pani.
Progres operasional tambang menunjukkan perkembangan signifikan. Setelah proses crushing bijih dimulai pada 12 November 2025, fasilitas Adsorption, Desorption & Recovery (ADR) memasuki tahap energization pada 1 Desember 2025. Seluruh rangkaian commissioning mencakup mekanik, elektrikal, dan sistem air ditargetkan selesai sebelum akhir Desember 2025.
Dengan demikian, irigasi reagen pertama diproyeksikan berlangsung pada awal Januari 2026, menjelang target penuangan emas perdana (gold pour) pada kuartal I 2026.
Presiden Direktur EMAS, Boyke Poerbaya Abidin, menegaskan bahwa kemajuan ADR adalah momentum penting menuju fase produksi. Ia optimistis struktur pendanaan yang kuat dan eksekusi operasional yang disiplin akan menjadikan Pani salah satu kontributor utama emas nasional.
Hingga akhir September 2025, pembangunan Tambang Emas Pani telah mencapai 83% untuk infrastruktur utama, termasuk heap leach pad, fasilitas pengolahan bijih, dan pabrik ADR. Kegiatan penambangan yang dimulai pada 1 Oktober 2025 berjalan seiring dengan beroperasinya Ore Preparation Plant (OPP), sementara suplai listrik 150 kV berbasis energi terbarukan dari PLN telah masuk sejak hari pertama.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Menguat Cukup Signifikan
Operasi Pani akan berkembang bertahap:
- Tahap awal (2026): metode heap leach berkapasitas 7 juta ton bijih per tahun.
- Tahap lanjutan (2028): pengoperasian proses Carbon-in-Leach (CIL).
Pada kapasitas puncak, Tambang Emas Pani diproyeksikan mampu menghasilkan hingga 500.000 ounce emas per tahun.
Dengan cadangan mencapai 190 juta ton bijih mengandung 4,8 juta ounces emas, Pani menjadi salah satu sumber daya emas primer terbesar di Indonesia dan tulang punggung pertumbuhan jangka panjang Merdeka Group.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
Terkini
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Harga Minyak Melemah: Dibayangi Ketidakpastian Damai Rusia-Ukraina dan Keputusan The Fed
-
Paramount Ajukan Rp1.809 Triliun untuk Akusisi Warner Bros, Takut Dominansi Netflix?
-
Investor Saham Ritel Indonesia Capai 19,32 juta: Pengamat Minta Waspada FOMO
-
Di Tengah Ketidakpastian Global, Bisnis Asuransi Masih Catatkan Torehan Positif
-
Investor Masih Wait and See, Bikin Rupiah Masih Loyo Bertemu Dolar Amerika
-
Pergeseran Tren, Mayoritas Nasabah Kini Buka Rekening Bank Mandiri dari Aplikasi
-
Segini Kisaran UMP yang Diinginkan Para Pengusaha
-
Zulhas Bantah Jadi Biang Kerok Banjir Sumatera
-
IHSG Masih Betah di Level 8.700 pada Awal Perdagangan Selasa