- Harga minyak dunia melemah pada Jumat 19 Desember 2025 karena menguatnya prospek perdamaian Rusia-Ukraina.
- Minyak Brent turun menjadi $59,73 dan WTI menjadi $55,99, keduanya turun lebih dari 2% mingguan.
- Ketegangan pasokan akibat blokade Venezuela dianggap sebagai penyeimbang terhadap optimisme perdamaian Ukraina.
Suara.com - Harga minyak dunia tercatat melemah pada perdagangan Jumat 19 Desember 2025.
Penurunan harga dipicu karena progres perdamaian antara Rusia dengan Ukraina yang menguat.
Hal itu dianggap sebagai penyeimbang ditengah blokade Amerika Serikat terhadap kapal tanker minyak Venezuela yang dikhawatirkan mengganggu pasokan.
Mengutip dari Investing.com, minyak mentah Brent berjangka turun 9 sen, atau 0,2 persen, menjadi 59,73 dolar AS per barel.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS diperdagangkan 16 sen atau turun 0,3 persen menjadi 55,99 dolar AS per barel. Secara mingguan, kedua patokan tersebut turun lebih dari 2 persen.
Pada Kamis (18/12), Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya yakin pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina, 'hampir mencapai titik balik' menjelang pertemuan AS dengan para pejabat Rusia pada akhir pekan ini.
Sementara dalam potensi pemicu geopolitik lainnya, masih belum dapat dipastikan bagaimana cara Amerika Serikat menjalankan ancaman blokade Trump terhadap kapal-kapal tanker yang terkena sanksi saat keluar-masuk Venezuela—negara yang menyumbang sekitar 1 persen pasokan minyak dunia.
Sebagai tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, Penjaga Pantai AS pekan lalu telah menyita sebuah kapal tanker minyak milik Venezuela.
"Ketidakpastian mengenai detail penegakan hukum dan optimisme bahwa potensi kesepakatan perdamaian Ukraina yang dipimpin AS masih dapat terwujud meredakan kekhawatiran pasokan global dan mengurangi premi risiko geopolitik," kata analis IG, Tony Sycamore, pada hari Jumat.
Baca Juga: Trump Berulah! AS Blokade Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Meroket Tajam
Para analis berpendapat bahwa kebijakan lebih lanjut yang menyasar minyak Rusia dapat menimbulkan risiko pasokan pasar yang lebih besar dibandingkan blokade tanker Venezuela oleh Trump.
Menurut dua sumber yang memahami situasi di Venezuela, negara tersebut pada hari Kamis telah mengizinkan dua kapal pengangkut minyak mentah sangat besar yang tidak mendapat izin untuk berlayar menuju China.
Di sisi lain, para analis di Bank of America memperkirakan harga minyak yang lebih rendah akan mengurangi jumlah pasokan, yang dapat mencegah penurunan harga yang drastis.
"Reli dari level saat ini yang menembus resistensi di 56,70 dolar AS – 56,90an dolar AS akan memperkuat argumen bahwa aksi jual minggu ini ke level terendah 54,98 dolar AS adalah penembusan ke bawah yang keliru," kata Sycamore dari IG.
Sebaliknya, jika harga merosot di bawah kisaran 54,98/90 dolar AS, momentum penurunan akan kembali menguat dengan target menuju level psikologis 50,00 dolar AS.
Berita Terkait
-
Harga Minyak Melemah: Dibayangi Ketidakpastian Damai Rusia-Ukraina dan Keputusan The Fed
-
Kementan Disorot Usai Rincian Bantuan Bencana Viral, Harga Beras Rp60 Ribu/Kg Dinilai Janggal
-
Pasokan Rusia dan Venezuela Terancam, Harga Minyak Dunia Melonjak
-
Harga Minyak Dunia Susut Imbas Perundingan Moscow Gagal
-
Serangan Ukraina Tunda Perdamaian, Harga Minyak Dunia Menguat
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Purbaya Klaim Investor Asing Makin Banyak Tanam Modal ke Indonesia, Ini Buktinya
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan Darurat di 40 Titik Bencana Wilayah Sumatra
-
Perubahan Skema Pupuk Subsidi Dinilai Dorong Transparansi
-
Mulai Bangkit, Rupiah Beri Tekanan pada Dolar ke Level Rp16.706
-
Penggunaan Dolar AS Mulai Ditinggalkan, Indonesia-Jepang Pilih Mata Uang Lokal
-
IHSG Menguat Tipis Jumat Pagi, Cermati Saham-saham Ini
-
Harga Emas Pegadaian Melambung Dua Hari Beruntun, Galeri24 dan UBS Kompak
-
Skema Kecebong Pindar Masih Hidup, Ini Syarat Ketat dari OJK
-
Mengatasi MFA ASN Digital Bermasalah, Sulit Login dan Lupa Password
-
RUPSLB Bank Mandiri Mau Ganti Susunan Pengurus, Ini Bocorannya