- Penumpang InJourney Airports periode Nataru diprediksi naik 4,1 persen menjadi 10,5 juta orang.
- Realisasi puncak arus terjadi 22 Desember dengan 543 ribu penumpang dan 3.819 penerbangan.
- Transformasi bandara fokus pada layanan 24 jam, efisiensi terminal, dan kenyamanan pelanggan.
Suara.com - Holding BUMN aviasi dan pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, memperkirakan pergerakan masyarakat di penghujung tahun 2025 yang menggunakan pesawat udara akan naik 4,1 persen lewat 37 bandara kelolaannya.
Jika ramalan ini benar, itu berarti akan ada lebih dari 10,5 juta penumpang yang akan lalu lalang di bandara selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), terhitung sejak 15 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Angka yang terjadi pada periode Nataru tahun lalu.
Direktur Utama InJourney Airports, Mohammad Rizal Pahlevi, mengungkapkan bahwa seluruh infrastruktur dan personel telah disiagakan penuh untuk mengantisipasi lonjakan tersebut.
Data realisasi pergerakan menunjukkan kepadatan yang signifikan pada tanggal 22 Desember 2025, yang menjadi puncak arus transportasi udara dengan total 543 ribu penumpang dan 3.819 penerbangan. Sebelumnya, pada 20-21 Desember, rata-rata penumpang harian juga telah melampaui angka 510 ribu orang.
Untuk menjaga kelancaran, InJourney memastikan bandara disiagakan 24 jam. Selain itu, langkah mitigasi cuaca buruk dan manajemen keterlambatan (delay management) menjadi prioritas utama guna menjaga ketepatan waktu (On-Time Performance).
“Libur akhir tahun menjadi momentum penting untuk menunjukkan bagaimana transformasi bandara yang kami lakukan mampu menghadirkan standar layanan modern dan berdaya saing global,” ujar Direktur Utama InJourney, Maya Watono, Selasa (23/12/025).
Kesiapan InJourney dalam menghadapi musim liburan kali ini merupakan buah dari transformasi berkelanjutan berbasis pendekatan 3P (Premises, Process, dan People). Beberapa langkah strategis yang dilakukan antara lain:
- Revitalisasi Terminal: Rezoning di Bandara Soekarno-Hatta untuk menciptakan alur penumpang yang lebih efisien dan jelas.
- Customer-Centric: Penghadiran customer service mobile dan program mystery traveler untuk mengidentifikasi serta menyelesaikan hambatan (pain points) yang dirasakan penumpang secara sistematis.
- Ground Activation: Guna meningkatkan kenyamanan, bandara juga menghadirkan hiburan seperti live music, tarian tradisional, hingga parade akhir tahun.
Tidak hanya di udara, InJourney juga mencatat optimisme di sektor akomodasi. Okupansi hotel di bawah InJourney Hospitality diperkirakan tumbuh 3,3 persen dengan rata-rata tingkat hunian mencapai 74 persen. Wilayah Bali dan Jawa tetap menjadi destinasi favorit dengan prediksi okupansi tertinggi.
InJourney menegaskan bahwa kolaborasi antar stakeholders adalah kunci utama kelancaran operasional selama peak season ini, guna mewujudkan ekosistem perjalanan pariwisata yang efisien, humanis, dan berstandar internasional.
Baca Juga: Checklist Liburan Akhir Tahun Agar Perjalanan Semakin Aman dan Nyaman
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Krisis Energi di Pengungsian Aceh, Rieke Diah Pitaloka Soroti Kerja Pertamina
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar
-
PPN Buka Suara Soal Rencana Pemerintah Stop Impor Solar pada 2026
-
Tarif Ekspor Indonesia ke AS 'Dipangkas' dari 32% ke 19%, Ini Daftar Produk Kebagian 'Durian Runtuh'
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Fenomena Discouraged Workers: Mengapa Jutaan Warga RI Menyerah Cari Kerja?
-
Prabowo Mau Temui Donald Trump, Bahas 'Kesepakatan Baru' Tarif Dagang?
-
Di Balik Tender Offer Saham PIPA Oleh Morris Capital Indonesia
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI