Bola / Bola Dunia
Senin, 10 Maret 2014 | 19:32 WIB
Oscar, Neymar dan Fred, saat merayakan gol ke gawang Afsel. (Reuters/Siphiwe Sibeko)

Sedangkan Puma, yang sebenarnya berasal dari daerah asal yang sama dengan Adidas di Jerman, berharap PD 2014 akan menampilkan kembali olahraga performa ketimbang olahraga gaya (sebagaimana belakangan ini). Sehubungan dengan itu, mereka juga telah merilis produk sepatu ketat evoPOWER berwarna oranye cerah lengkap dengan tali sepatu kuningnya.

"(Produk) Ini terinspirasi dari sepakbola pantai yang telanjang kaki di Brasil," ungkap Direktur Kreatif Global Puma, Torsten Hochstetter.

Di sisi lain, teknologi ikut berbicara dalam hal desain kaus. Menurut pihak Adidas, kaus-kaus mereka di PD ini lebih ringan 50 persen ketimbang produk sebelumnya. Diketahui, sebanyak delapan tim akan menggunakan Adidas di PD mendatang, termasuk di antaranya juara bertahan Spanyol, juga Jerman dan Argentina.

Puma juga baru saja meluncurkan produk kostumnya pekan lalu, yang akan digunakan oleh delapan tim peserta PD 2014, termasuk di antaranya Italia, Swiss, serta empat tim asal Afrika. Kostum bergaya ketat ini diklaim menghadirkan teknologi pita yang didesain dapat menstimulasi otot-otot pemain.

"Ini didasarkan pada penggunaan pita plester oleh fisioterapis dalam memberi tekanan dan stimulasi (kepada pemain)," tutur Hochstetter pula.

Layaknya para pelatih tim kontestan, perusahaan-perusahaan yang bersaing ini juga menerapkan berbagai taktik guna meraih keuntungan. Nike misalnya, menggunakan pertandingan uji coba Brasil di Afrika Selatan pekan lalu untuk memperkenalkan dua varian, yaitu kostum tradisional Brasil desain terbaru berwarna kuning di babak pertama, lalu versi biru di penampilan babak kedua.

Sementara itu Adidas, menegaskan pentingnya media sosial dalam langka pemasaran mereka. Sebagai catatan, bola resmi PD 2024 mereka yang diberi nama Brazuca, itu memiliki akun Twitter sendiri yang dikelola dalam bahasa Inggris dan Portugal. Tidak main-main, "bola" itu sudah punya lebih dari 100.000 follower. (Reuters)

Load More