Suara.com - Hari ini, 45 tahun yang lalu, Luis Enrique lahir di Gijon, Spanyol. Lelaki bernama lengkap Luis Enrique Martinez Garcia adalah mantan pesepakbola yang kini jadi arsitek raksasa La Liga, Barcelona.
Selepas era manajer Pep Guardiola, Luis Enrique bisa dibilang sebagai satu-satunya pelatih yang bisa membawa Barcelona menjadi Barcelona yang sesungguhnya. Ya, habis era Guardiola, cuma Enrique yang dianggap mampu membangkitkan kembali ketajaman tiki-taka yang pernah membuat Blaugrana merajai Spanyol dan Eropa.
Lihat saja, bagaimana seorang Enrique menyamai rekor kemenangan sebelas laga berturut-turut yang pernah dicatat Guardiola, atau bagaimana ia membawa Barcelona merajai klasemen La Liga hingga hari ini. Itu belum termasuk keberhasilannya mencatat 42 kemenangan, catatan terbaik yang belum pernah diraih manajer Barcelona manapun.
Ia kembali menunjukkan kelasnya di Camp Nou, saat Barcelona menjamu Bayern Munich pada laga leg pertama semifinal Liga Champions. Anak-anak asuhnya sukses mempecundangi tim tamu dengan skor telak 3-0.
Tangan dinginnya diharapkan mampu mengembalikan kejayaan Barca di era kepemimpinan Guardiola. Kini, hanya tinggal menunggu waktu, apakah Enrique bisa membawa anak-anak asuhnya merajai Eropa.
Namun, siapapun pasti mengingat masa-masa kelam di awal kebersamaannya dengan Azulgrana. Merapat ke Camp Nou sejak Mei 2014, Enrique harus melewati ujian berat. Selain harus berulang kali gagal menemukan racikan pemain dan strategi yang tepat, Enrique juga pernah terlibat perang dingin dengan Messi, juga pemain Barca lainnya.
Sebelum menukangi Barcelona, Enrique semusim jadi arsitek Celta Vigo. Semusim pula ia menjadi kepala pelatih Roma pada tahun 2011. Enrique mengawali karier kepelatihannya di Barcelona B selama tiga tahun.
Sebelum terjun ke dunia kepelatihan, Enrique adalah pemain yang cukup disegani. Ia pernah menjadi punggawa Barcelona, pernah pula bermain untuk Real Madrid.
Lima musim bersama Los Blancos, pemain yang pernah turun dalam tiga gelaran Piala Dunia ini merasakan satu gelar juara La Liga. Trofi La Liga kembali ia rengkuh saat dirinya menyeberang ke rival abadi El Real, Barcelona, pada tahun 1996.
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Aspire Zone Bergemuruh! Pelatih Zambia Kagum dengan Suporter Timnas Indonesia U-17
-
Arsenal Menggila di Liga Champions! Rekor 122 Tahun Pecah!
-
Lupakan Kekalahan Zambia, Mathew Baker Tegaskan Siap Tempur Lawan Brasil
-
Rooney Sindir Van Dijk, Kapten Liverpool Balas dengan Elegan Usai Kalahkan Real Madrid
-
Real Madrid Tumbang di Anfield, Xabi Alonso: Kami Coba Bertahan tapi Liverpool Terlalu Kuat
-
Media Belanda: Karier Mees Hilgers Tragis
-
Pelatih Brasil Pantang Remehkan Timnas Indonesia U-17, Kenapa?
-
Pelatih Jay Idzes Murka: Kalau Lu Nggak Tampil Maksimal Maka Akan...
-
Dirumorkan ke Timnas Indonesia, Roberto Donadoni Resmi Gabung Klub Italia
-
Timnas Indonesia Satu Grup dengan Irak dan Korea Selatan di Piala Asia Futsal 2026